Gula ini dihasilkan dari nira bunga kelapa yang dipanen dengan cara memotong ujung bunga kelapa jantan, lalu mengambil nira (getah) yang keluar dari bunga tersebut.
Nira ini kemudian dipanaskan hingga airnya menguap dan meninggalkan kristal gula yang padat.
Gula kelapa tradisional yang dihasilkan biasanya berbentuk padatan berwarna cokelat keemasan, namun ada juga yang dijual dalam bentuk cair atau serbuk halus.
Proses pembuatan gula kelapa lebih sederhana dan alami jika dibandingkan dengan proses pembuatan gula pasir yang melibatkan penggunaan bahan kimia dan pemurnian yang lebih kompleks.
Inilah yang membuat gula kelapa semakin populer sebagai pilihan yang lebih alami dan sehat.
Kandungan Gula Kelapa
Zat Besi: Gula kelapa mengandung sekitar 4 mg zat besi per ons.
Zat besi penting bagi tubuh untuk membantu produksi sel darah merah dan mencegah anemia.
Ini menjadikan gula kelapa sebagai salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan zat besi, terutama bagi mereka yang memiliki risiko kekurangan zat besi.
Kalsium: Dalam gula kelapa terdapat sekitar 90 mg kalsium per ons.
Kalsium adalah mineral penting untuk kesehatan tulang dan gigi, serta mendukung fungsi saraf dan otot.
Karoten dan Laktoflavin: Gula kelapa mengandung karoten, senyawa yang merupakan prekursor vitamin A, yang berperan dalam menjaga kesehatan mata dan sistem imun tubuh.
Selain itu, laktoflavin juga terkandung dalam gula kelapa, yang memiliki manfaat sebagai antioksidan.
Vitamin: Gula kelapa kaya akan berbagai vitamin, termasuk vitamin C, vitamin B12, vitamin A, dan vitamin E.
Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas, sementara vitamin B12 sangat penting untuk sistem saraf dan pembentukan sel darah merah.
Asam Folat: Asam folat adalah jenis vitamin B yang sangat penting untuk pembelahan sel dan perkembangan janin selama kehamilan.