Pelajaran Berharga dari Polemik Gas Melon

Sabtu 08 Feb 2025 - 20:49 WIB
Reporter : Robiansyah
Editor : Dahlia

Banyak ibu rumah tangga dan pelaku UMKM harus berangkat pagi-pagi hanya untuk memastikan mereka bisa mendapatkan elpiji sebelum stok habis.

BACA JUGA:Nilai Tukar Petani Sumsel Naik 0,45 Persen : Kenaikan Harga Komoditas Jadi Faktor Utama !

BACA JUGA:Jadikan Transportasi Publik Pilihan Warga Palembang : Terkait Kota Termacet ke-8 di Asia Tenggara !

Di daerah lain seperti Kalimantan dan Sulawesi, distribusi yang belum siap menyebabkan pasokan tersendat, bahkan beberapa wilayah sempat mengalami kelangkaan.

Tidak hanya itu, para pengecer kecil yang selama ini menggantungkan hidup dari menjual elpiji 3 kg juga terkena imbas.

Banyak di antara mereka yang kehilangan pendapatan seketika karena tidak bisa lagi menjual barang yang selama ini menjadi sumber penghasilan utama.

Melihat situasi yang berkembang, Presiden Prabowo Subianto akhirnya turun tangan.

Ia memberikan arahan agar pengecer diizinkan kembali menjual elpiji 3 kg untuk menghindari dampak buruk bagi masyarakat kecil.

Keputusan ini disambut baik oleh banyak pihak, terutama masyarakat yang selama ini mengandalkan pengecer sebagai sumber utama elpiji mereka.

Namun, keputusan ini juga menegaskan bahwa kebijakan publik tidak bisa hanya didasarkan pada hitungan teknis di atas kertas.

Ada realitas sosial dan ekonomi yang harus dipertimbangkan, terutama ketika kebijakan tersebut menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPNVJ Achmad Nur Hidayat menilai para pembantu Presiden harus mulai benar-benar memahami visi dan misi Presiden, serta tidak keliru menerjemahkan percepatan sehingga tidak perlu ada kebijakan yang justru menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat.

Ia sekaligus menyarankan pentingnya penyusunan kebijakan yang senantiasa mempertimbangkan dan memahami kondisi rakyat.

Sebab kebijakan yang berpihak pada rakyat tidak hanya tentang memastikan kebutuhan mereka terpenuhi, tetapi juga mampu memberikan solusi yang tidak menambah beban hidup mereka.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah bahwa reformasi distribusi elpiji tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba tanpa persiapan yang matang.

Data memang tidak bisa disangkal yang menunjukkan bahwa sekitar 60 persen subsidi elpiji 3 kg justru dinikmati oleh kelompok ekonomi menengah ke atas.

Kategori :