"Saya mendukung langkah ini jika tujuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penghematan anggaran di perjalanan dinas atau kegiatan seremonial tentu akan lebih bermanfaat jika dialihkan untuk kepentingan yang lebih mendesak," ujarnya, Kamis (6/2).
Namun dirinya juga berharap agar kebijakan efisiensi ini tidak mengganggu kinerja ASN yang langsung terlibat dalam pelayanan kepada masyarakat.
"Harapannya, pengurangan anggaran tidak mempengaruhi gaji dan fasilitas yang mendukung pekerjaan kami. Kami siap beradaptasi, namun tetap berharap fasilitas yang menunjang tugas kami tetap tersedia," lanjutnya.
Senada dengan itu, Hn, di Pemprov Sumsel lainnya, menyatakan bahwa meski efisiensi belanja penting, namun perlu diperhatikan juga kesejahteraan ASN yang bekerja keras.
"Jika penghematan ini berimbas pada pengurangan kegiatan, tentunya akan sedikit menghambat perkembangan profesional ASN itu sendiri. 'Namun, jika penghematan ini digunakan untuk kebutuhan yang lebih urgent dan bermanfaat bagi masyarakat, tentu saya sangat setuju," ujarnya.
BACA JUGA:Dari PPDB ke SPMB : Reformasi Pendidikan Indonesia !
Di sisi lain, beberapa ASN di lingkungan Pemprov Sumsel juga mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak efisiensi terhadap tunjangan atau fasilitas yang mereka terima.
"Tentu saya merasa cemas, apalagi jika penghematan anggaran dilakukan tanpa memerhatikan dampaknya bagi kesejahteraan pegawai. Saya berharap, dalam hal ini, pemerintah tetap memperhatikan keseimbangan antara efisiensi anggaran dan kebutuhan internal ASN," kata ASN yang lain.
Disisi lain kebijakan efisiensi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 yang diterapkan Pemprov Sumsel ini juga mendapat berbagai tanggapan dari warga.
Banyak yang berharap kebijakan ini dapat mendorong penggunaan anggaran yang lebih bijak dan berdampak positif pada pelayanan publik.
Een, salah seorang warga Kota Palembang mengungkapkan, dukungannya terhadap langkah Pemprov yang mengkaji ulang anggaran perjalanan dinas dan kegiatan seremonial.
"Saya setuju dengan penghematan di sektor-sektor yang tidak mendesak. Ini akan mengurangi pemborosan dan bisa dialihkan untuk kebutuhan yang lebih penting, seperti pembangunan infrastruktur yang mendukung perekonomian," ujarnya.
Sedangkan, Tedi, seorang pebisnis di Kota Palembang, mengungkapkan, harapannya agar efisiensi anggaran juga berdampak pada pengurangan birokrasi yang rumit.