Senada dengan Syamsul, Yanti Kusmira, seorang ibu rumah tangga dari Kelurahan Anak Petai, juga merasakan dampak dari kebijakan ini.
BACA JUGA:Optimalkan Keamanan : Kapolsek Indralaya Cek Kesiapan Kendaraan Patroli !
BACA JUGA:Satlantas Polres OKU Timbun Jalan Berlubang
Ia terpaksa membeli tabung gas karena rumah barunya belum terpasang jaringan gas kota.
"Mau pasang jaringan gas kota kemarin biayanya Rp 4 juta, makanya lebih baik pakai tabung gas," ungkapnya.
Di sisi lain, pemilik pangkalan gas di Jalan Dempo Prabumulih, Chairul Anhar, menjelaskan bahwa meskipun ada beberapa tantangan, pasokan LPG untuk tabung 3 kilogram tidak mengalami kelangkaan.
"Harga normal Rp 20 ribu, ramai tapi tidak terjadi antrian karena masyarakat sudah tahu jadwal gas datang," jelasnya.
Chairul menambahkan bahwa pengiriman gas kadang tidak teratur, dengan jumlah tabung yang bervariasi setiap kali pengiriman.
"Kadang seminggu hanya dua sampai tiga kali, pernah juga satu truk sebanyak 400 tabung didrop ke kita," ujarnya.
Chairul juga menegaskan pentingnya mengikuti aturan pemerintah, di mana satu KTP hanya dapat membeli satu tabung gas, dan satu keluarga hanya diperbolehkan membeli maksimal empat tabung dalam sebulan.
Hal ini dilakukan untuk memastikan distribusi gas lebih merata dan tidak terjadi penimbunan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sementara itu, Atika, warga Prabumulih yang telah memasang jaringan gas kota, mengungkapkan kepuasan atas layanan tersebut. "Kita sudah pasang gas alam jadi tak perlu repot lagi nyari tabung gas," katanya.
Ia melanjutkan bahwa biaya bulanan untuk jaringan gas alam berkisar antara Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu, jauh lebih terjangkau dibandingkan harus membeli tabung gas yang harganya terus melambung.
Menurutnya, bagi warga yang memiliki akses ke jaringan gas kota, beralih ke layanan ini jauh lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Namun, tidak semua warga memiliki kesempatan yang sama untuk memasang jaringan gas kota.
Biaya instalasi yang cukup tinggi menjadi kendala bagi beberapa warga, terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.