BPBD OKU Tangani 28 Kasus Karhutla Selama Musim Kemarau 2024

Sabtu 18 Jan 2025 - 19:43 WIB
Reporter : Eco Marleno
Editor : Maryati

KORANPALPOS.COM  - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, berhasil menangani sebanyak 28 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi selama musim kemarau periode Juli-Agustus 2024. 

Meski jumlah kasus masih cukup signifikan, luas lahan yang terbakar jauh lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

"Selama musim kemarau tahun ini, kami mencatat ada sebanyak 28 kasus karhutla yang menghanguskan sekitar 30 hektare kawasan hutan dan lahan pertanian," ungkap Kepala BPBD OKU Januar Efendi melalui Manager Pusdalops, Gunalfi, saat diwawancarai di Baturaja, Sabtu (18/01/2025).

Menurut Gunalfi, meskipun jumlah kasus karhutla cukup banyak, luas lahan yang terbakar pada tahun 2024 lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

BACA JUGA:Deteksi Dini : Lapas Sekayu Lakukan Skrining NAPZA kepada Warga Binaan

BACA JUGA:Bagi Pengguna Sepeda Listrik : Jangan Sampai Melanggar Aturan Ini !

Pada musim kemarau 2023, sekitar 200 hektare lahan terbakar dalam rentang waktu Agustus hingga Oktober.

"Ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla yang kami lakukan bersama pihak terkait mulai menunjukkan hasil yang positif. Namun, ini tetap menjadi tantangan untuk terus kami antisipasi di masa mendatang," jelasnya.

Sebagian besar kasus karhutla yang terjadi pada tahun 2024 tersebar di sembilan desa yang dikenal rawan kebakaran.

Desa-desa tersebut adalah Pengandonan, Peninjauan, Karang Endah, Kedaton, Kungkilan, Batumarta Unit II, Kurup, Air Paoh, dan Pusar.

Gunalfi menuturkan, desa-desa ini memiliki karakteristik yang mendukung terjadinya karhutla, terutama karena banyaknya lahan pertanian dan perkebunan yang mudah terbakar selama musim kemarau panjang.

BACA JUGA:Panen Hasil Program P2L : Bhayangkari Cabang Prabumulih Bagikan Sayuran kepada Warga

BACA JUGA:Tanah Longsor di Desa Lingga, Muara Enim : 1 Rumah Rusak Berat, Warga Diminta Waspada !

"Kawasan ini masuk dalam peta rawan karhutla. Kami terus melakukan pemantauan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi risiko kebakaran, terutama di musim kemarau," ujarnya.

Sebagian besar kebakaran yang terjadi disebabkan oleh kelalaian manusia.

Kategori :