Hal serupa terjadi pada bawang putih bonggol yang turun 4,01 persen atau Rp1.740 menjadi Rp41.680 per kg.
Sementara itu, harga cabai merah keriting turun tipis sebesar 0,45 persen atau Rp220 menjadi Rp49.190 per kg.
Namun, cabai rawit merah justru mengalami kenaikan sebesar 1,32 persen atau Rp800, sehingga harganya menjadi Rp61.180 per kg.
Kenaikan harga cabai rawit merah ini mencerminkan dinamika pasar yang kerap dipengaruhi oleh permintaan tinggi, terutama menjelang musim hujan.
Pada kategori protein hewani, harga daging sapi murni turun 0,64 persen atau Rp860 menjadi Rp134.140 per kg.
Daging ayam ras juga mencatat penurunan sebesar 1,27 persen atau Rp490 menjadi Rp38.090 per kg.
Harga telur ayam ras turun 1,79 persen atau Rp560, sehingga menjadi Rp30.810 per kg.
Penurunan harga pada produk daging dan telur memberikan sedikit ruang bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein dengan biaya yang lebih terjangkau.
Namun, para peternak juga perlu terus dimonitor untuk memastikan keseimbangan antara harga pasar dan keberlanjutan usaha mereka.
Kedelai biji kering (impor), yang menjadi bahan baku utama untuk produk seperti tahu dan tempe, turun 4,52 persen atau Rp490 menjadi Rp10.340 per kg.
Sementara itu, harga gula konsumsi juga turun sebesar 1,38 persen atau Rp250 menjadi Rp17.930 per kg.
Penurunan harga kedelai impor memberikan angin segar bagi produsen tahu dan tempe yang selama ini kerap menghadapi tantangan akibat fluktuasi harga bahan baku.
Begitu pula dengan gula konsumsi, yang penurunannya diharapkan dapat membantu menekan biaya produksi bagi industri makanan dan minuman.
Harga minyak goreng kemasan sederhana turun 1,83 persen atau Rp350 menjadi Rp18.820 per kg.