BATURAJA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten OKU mencatat jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu selama periode Desember 2023 meningkat dratis mencapai 25 kasus, dimana satu diantaranya meninggal dunia.
"Ya, Desember ini ada peningkatan jumlag pasien DBD. Hal ini disebabkan adanya pergantian musim yang menyebabkan beberapa kawasan di OKU menjadi rawan DBD," ungkap Kepala Dinkes OKU, Deddy Wijaya, didampingi Kabid P2P, Andi Prapto, Kamis 28 Desember 2023.
Dijelaskan Andi, tingginya curah hujan yang mengguyur Kabupaten OKU dalam sebulan terakhir menyebabkan banyaknya genangan air.
Kondisi ini dijadikan sebagai tempat perindukan nyamuk.
BACA JUGA:Pantau Titik Banjir, Pj Wako Prabumulih Turun ke Lapangan
BACA JUGA:Cipta Kondisi Jelang Tahun Baru, Polsek Kayuagung Razia Petasan di Pasar
Akibatnya lanjut Andi, populasi nyamuk menjadi lebih banyak, karena itu jumlah warga OKU yang terkena DBD mengalami lonjakan pada Desember ini.
Sementara secara keseluruhan dari Januari hingga November 2023 jumlah kasus DBD yang terjadi di OKU hanya 44 kasus.
"Nah, saat Desember tahu-tahu melonjak menjadi 25 kasus. Sehingga total kasus mencapai 69 kasus, dimana satu orang dinyatakan meninggal dunia," tegasnya.
Guna menekan agar angka kasus DBD tidak terus meningkat, Kepala Dinkes OKU, Deddy Wijaya mengatakan, pihaknya langsung bergerak cepat melakukan berbagai langkah, salah satunya melakukan fogging di daerah rawan DBD.
BACA JUGA:Topandri Resmi Ditetapkan Tersangka, KPU Lubuklinggau Langsung Pleno Tetapkan Plh Ketua
BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun, Kejari OKI Sampaikan Capaian Kinerja di Tahun 2023
Selain itu lanjut Deddy, pihaknya juga telah menugaskan seluruh puskesmas di OKU untuk segera membagikan bubuk abate secara gratis kepada warga di wilayah masing-masing.
Kemudian tak kalah pentingnya, Dinkes OKU juga telah memberikan imbauan kepada seluruh warga lewat petugas puskesmas agar menjaga kebersihan lingkungan masing-masing dengan menerapkan pola 3M yaitu mengubur, menguras dan menutup tempat penampungan air.
Deddy optimis jika hal ini diterapkan, maka angka penyebaran kasus DBD di OKU bisa ditekan seminimal mungkin.