Prediksi Ekspor Kopi Melejit Jelang Nataru

Kepala BKHIT Sumsel Sri Endah Ekandari bersama stakeholder dalam acara yang digelar, Rabu (12/11/2025). foto: bambang/palpos--

KORANPALPOS.COM - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, aktivitas ekspor komoditas kopi asal Sumatera Selatan (Sumsel) diproyeksikan bakal meningkat tajam. 

Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel kini bersiaga penuh untuk mengantisipasi lonjakan permintaan global dengan mempercepat proses sertifikasi karantina keamanan dan kesehatan komoditas ekspor.

Kepala BKHIT Sumsel, Sri Endah Ekandari, menjelaskan bahwa permintaan pasar internasional terhadap kopi Sumsel terus meningkat menjelang akhir tahun. 

Tren tersebut membuat komoditas kopi kembali menjadi primadona ekspor unggulan daerah di sektor pertanian dan perkebunan.

BACA JUGA:Momen HLHS, Ratu Dewa Raih 3 Penghargaan

BACA JUGA:Polda Sumsel Komitmen Teguhkan Nilai Kepahlawanan Jaga Kamtibmas

“Prediksi kami, tren pengiriman meningkat terus untuk ekspor, sekaligus tugas pokok dan fungsi kami dalam menyiapkan sertifikasi keamanan juga meningkat menjelang akhir tahun ini,” ungkap Sri Endah, Rabu (12/11/2025).

Menurut data resmi BKHIT Sumsel, sepanjang tahun 2024 hingga 2025, ekspor kopi asal Sumatera Selatan telah tercatat sebanyak 18 kali pengiriman ke berbagai negara tujuan. 

Ekspor terbaru dilakukan pada Senin (10/11/2025) dengan volume 18,5 ton kopi Liberika yang sukses menembus pasar Malaysia.

Sebelum dilakukan pelepasan, seluruh komoditas wajib melalui proses pengawasan dan pemeriksaan ketat oleh petugas karantina, termasuk pengecekan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) untuk memastikan kualitas dan keamanan sesuai standar internasional.

BACA JUGA:Herman Deru Ajak Kepala Daerah Gali Potensi Lokal Menuju Mandiri Pangan

BACA JUGA:Damkar Palembang Sedot Genangan Air Setinggi 50 Cm

Sri Endah menambahkan, meski pihaknya masih melakukan pendataan rinci terhadap nilai kenaikan ekspor menjelang akhir tahun, pola peningkatan ekspor selalu terlihat signifikan setiap menjelang Nataru. 

Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan dari berbagai negara terhadap komoditas pertanian dan perkebunan asal Sumatera Selatan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan