Hati-Hati ! Produk Kosmetik Lokal Lubuklinggau Diduga Mengandung Bahan Berbahaya

Senin 16 Dec 2024 - 17:25 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

KORANPALPOS.COM - Warga Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, dibuat heboh dengan produk kosmetik lokal yang mengklaim sudah memiliki sertifikat Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) namun diduga mengandung obat berbahaya. 

Informasi ini viral di tiktok setelah dr. Oky, seorang dokter spesialis kulit, mengungkap hasil review terhadap kandungan produk kosmetik milik warga Kota Lubuklinggau yang sudah sejak beberapa tahun terakhir dijual bebas di pasaran (online).

Temuan ini menunjukkan bahwa produk-produk tersebut mengandung bahan aktif yang seharusnya hanya digunakan di bawah pengawasan medis, seperti hidrokuinon.

Menurut dr. Oky, penggunaan bahan aktif ini tanpa pengawasan dapat menyebabkan berbagai efek samping, mulai dari iritasi kulit, hiperpigmentasi, hingga risiko kerusakan kulit permanen. 

BACA JUGA:Disnaker Prabumulih Luncurkan Program Bantuan Peralatan untuk Penyandang Disabilitas

BACA JUGA:Aksi Balap Liar di Fly Over Dibubarkan

“Bahan seperti hidrokuinon misalnya, sering digunakan untuk mengatasi hiperpigmentasi, namun jika digunakan secara sembarangan bisa menyebabkan efek rebound atau malah memperparah kondisi kulit,” jelasnya.  

Mengetahui hal itu beragam tanggapan warga Kota Lubuklinggau. 

Seperti yang diungkapkan Septi, warga Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau.

"Waduh tidak disangka ya, katanya produk kosmetik yang sudah BPOM sudah dipastikan keamanannya, tapi ini kok mengandung bahan berbahaya," kata Septi.

BACA JUGA:Warga Keluhkan Sampah Menumpuk di Kota Muara Enim : Ini Kata UPTD Sampah !

BACA JUGA:Bulog OKU Salurkan 4.000 Ton Beras SPHP Sepanjang 2024: Stabilkan Harga !

Kendati demikian, dia bersyukur bahwa hingga saat ini dirinya tidak tergoda menggunakan produk kosmetik lokal brand tersebut. 

"Saya kenal pemilik brand nya, tapi saya tidak tertarik menggunakan brand tersebut karena selain produk baru, tentu apa yang dilihat di media sosial belum tentu sama," jelasnya. 

Berbeda dengan Rika warga yang sama,  mengaku sempat tergiur promo produk kosmetik merk lokal tersebut. Namun setelah mencoba dirinya merasa kulitnya tidak cocok dengan brand tersebut dan memutuskan cepat menghentikan pemakaiannya.

Kategori :