Film Dokumenter 'Petrus' Tayang 8 Desember 2024 : Mengungkap Tragedi Penembakan Preman Tahun 1980-an !

Selasa 03 Dec 2024 - 11:52 WIB
Reporter : Echi
Editor : Zen Kito

Sutradara Petrus, Tri Sasongko Hutomo, menekankan bahwa film ini didasarkan pada kesaksian para saksi mata dan tokoh-tokoh yang mengalami langsung operasi tersebut.

"Film dokumenter ini menyajikan fakta secara objektif berdasarkan kesaksian tokoh-tokoh yang mengalami langsung dilancarkannya OPK. Kami mengajak para saksi untuk berbicara tentang apa yang mereka lihat dan alami, dengan harapan bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa yang terjadi pada masa itu," kata Hutomo.

Salah satu saksi yang memberikan kesaksian dalam film ini adalah Yudho, seorang pria yang sahabatnya menjadi korban dalam penembakan misterius di Yogyakarta pada awal 1980-an.

BACA JUGA:SpongeBob : Dari Layar Kecil Hingga Besar, Kisah Perjalanan Film yang Menghibur

BACA JUGA:Film Lafran Mengajak Generasi Penerus Teladani Perjuangan Pahlawan Nasional

Yudho mengenang bagaimana sahabatnya, Wahyo, yang dianggap sebagai orang baik, menjadi salah satu korban OPK.

"Menurut saya, tidak fair Wahyo jadi korban Petrus, karena dia orang yang baik. Saya tidak tahu kenapa Wahyo menjadi target. Setahu saya, Wahyo hanya dipakai rekeningnya oleh preman, dan waktu itu saya sudah memperingatkan dia untuk hati-hati," kata Yudho.

Kesaksian semacam ini memberikan pandangan pribadi yang mendalam tentang dampak tragis yang ditimbulkan oleh kebijakan OPK.

Banyak orang yang tidak terlibat dalam kegiatan kriminal menjadi korban, karena mereka dianggap bagian dari kelompok preman, meskipun mereka tidak pernah terbukti terlibat dalam tindak kejahatan.

Operasi Pemberantasan Kejahatan, yang digelar oleh pemerintah Indonesia pada masa itu, telah menjadi bahan perdebatan selama bertahun-tahun.

Kebijakan ini bertujuan untuk memberantas premanisme dan kejahatan jalanan yang berkembang pesat di berbagai kota besar.

Namun, kenyataannya, banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban penembakan tanpa proses hukum yang jelas.

Penembakan ini sering kali dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tanpa ada bukti yang cukup, dan tanpa pengadilan yang sah.

Film Petrus mencoba memberikan gambaran yang lebih luas tentang kebijakan ini, dengan menyoroti bagaimana kebijakan tersebut bisa menjadi salah langkah dan menimbulkan kerugian yang lebih besar.

Para korban dan keluarga mereka kehilangan hak-hak dasar mereka, seperti hak untuk diadili, yang seharusnya dilindungi oleh hukum.

Tri Sasongko Hutomo menegaskan bahwa film dokumenter ini tidak bermaksud untuk memberikan penilaian atau opini pribadi, melainkan hanya menyajikan fakta dan kesaksian yang terjadi pada masa itu.

Kategori :