Wayang digunakan sebagai alat komunikasi budaya menyampaikan nilai-nilai moral melalui cerita epik seperti Ramayana dan Mahabharata.
Pada abad ke-17 dan ke-18, Eropa mulai memproduksi boneka secara massal untuk anak-anak.
Boneka pada masa itu sering dibuat dari porselen atau kain dengan desain yang mencerminkan pakaian aristokrasi Eropa.
BACA JUGA:Daftar 5 Kabupaten dengan SDM Paling Rendah di Sumatera Selatan 2024 : Data BPS Terbaru !
BACA JUGA:Daftar 10 Kabupaten dengan Penduduk Paling Maju di Indonesia 2024 : Inspirasi bagi Daerah Lain !
Pada abad ke-19, Jerman menjadi pusat produksi boneka porselen yang sangat populer.
Namun, revolusi besar terjadi pada abad ke-20 dengan lahirnya boneka-boneka ikonik seperti Barbie di Amerika Serikat pada tahun 1959.
Barbie membawa perubahan besar dalam dunia boneka memperkenalkan konsep fashion doll yang tidak hanya menjadi mainan tetapi juga simbol gaya hidup dan kecantikan modern.
Selain sebagai mainan, boneka juga menjadi objek seni dan koleksi.
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Sumatera Selatan : Dari Kejayaan Sriwijaya hingga Modernisasi Zaman !
Banyak seniman menciptakan boneka dengan desain unik yang dijual sebagai karya seni. Beberapa kolektor bahkan rela membayar mahal untuk mendapatkan boneka antik seperti boneka porselen dari abad ke-19 atau boneka kayu tradisional dari Jepang.
Boneka bukan sekadar mainan melainkan simbol budaya yang mencerminkan perjalanan panjang manusia dalam berekspresi dan berinteraksi dengan dunia spiritual, sosial dan artistik.
Dari alat ritual di masa kuno hingga mainan modern yang mendunia boneka terus berkembang seiring zaman tetap relevan dan menarik di hati banyak orang.
Bagi banyak orang boneka adalah bagian dari kenangan masa kecil yang tak tergantikan sekaligus pengingat akan kekayaan sejarah dan tradisi yang diwariskan lintas generasi.*