Paslon nomor urut 02, Teddy Meilwansyah – Marjito Bachri (BERTAJI), belum memberikan pernyataan resmi terkait tudingan bahwa mereka mendapat perlakuan istimewa.
"Semua sudah sesuai aturan. Kalau mereka merasa tidak puas, itu bukan kesalahan kami," kata anggota tim sukses BERTAJI yang enggan disebutkan namanya.
Sejumlah pihak menyerukan agar KPU dan EO segera mengevaluasi pelaksanaan debat untuk mencegah insiden serupa terjadi di kemudian hari.
Mereka juga meminta KPU memberikan klarifikasi resmi atas tudingan keberpihakan dan pelanggaran aturan selama debat berlangsung.
"KPU perlu transparan dalam menyikapi masalah ini. Jangan hanya diam, karena ini menyangkut kredibilitas mereka sebagai penyelenggara Pilkada," ujar Siti Aisyah, salah satu warga yang mengikuti debat melalui siaran langsung.
Insiden ini juga menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh kejadian di panggung Pilkada.
"Masyarakat jangan mudah terhasut. Fokuslah pada program kerja dan visi-misi yang ditawarkan para calon, bukan pada drama yang terjadi selama kampanye," katanya.
Dengan adanya insiden ini, harapan besar disematkan pada debat ketiga yang direncanakan akan berlangsung di Baturaja sebagai agenda penutup kampanye.
Warga berharap KPU lebih siap, profesional, dan adil dalam mengelola debat agar peristiwa serupa tidak terulang.
Pilkada OKU tahun ini menjadi salah satu Pilkada yang paling disorot di Sumatera Selatan, mengingat potensi konflik yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, peran semua pihak, mulai dari penyelenggara hingga tim pemenangan, sangat penting untuk menjaga agar pesta demokrasi ini berjalan damai dan lancar.