Sayangnya, suasana tetap tidak kondusif, dan debat hanya berlangsung sampai segmen pertama.
Penyelenggara memutuskan untuk mengakhiri debat lebih awal demi mencegah eskalasi situasi.
Ketua KPU OKU, Rahmad Hidayat, ketika dimintai tanggapan terkait kericuhan dan walk out Paslon 01, memilih bungkam.
BACA JUGA:Debat Perdana Pilkada Muratara Diwarnai Kericuhan Antarpendukung Paslon : Polisi Lepaskan Tembakan !
BACA JUGA:MURI dan JADI Akan Debat di Novotel Palembang, Ini Alasan KPU Tidak Pilih di OKI!
"Saya tidak bisa memberikan komentar. Silakan tanyakan langsung kepada EO," katanya singkat.
Ketika ditanya apakah KPU akan mengevaluasi pelaksanaan debat atau memberikan sanksi terkait insiden ini, Rahmad kembali enggan menjawab.
Sikap ini memicu spekulasi lebih lanjut tentang profesionalitas KPU dalam menyelenggarakan debat publik.
Para pengamat politik lokal menilai insiden ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan koordinasi dalam pelaksanaan debat publik.
Menurut mereka, KPU seharusnya lebih tegas dalam memastikan aturan dipatuhi oleh semua pihak, termasuk jumlah pendukung yang diizinkan hadir di venue.
Insiden walk out ini diperkirakan akan berdampak pada dinamika Pilkada OKU.
Dukungan kepada kedua pasangan calon mungkin akan terpolarisasi lebih tajam.
Pendukung YPN-YESS akan merasa bahwa pasangan mereka adalah korban ketidakadilan.
Sementara kubu BERTAJI akan mempertahankan bahwa tidak ada pelanggaran dalam acara debat.
Di sisi lain, masyarakat yang menyaksikan kejadian ini bisa kehilangan kepercayaan terhadap penyelenggara Pilkada.
"Peristiwa ini menunjukkan perlunya transparansi dan pengawasan lebih ketat dalam setiap tahapan Pilkada. Kalau ini dibiarkan, bagaimana masyarakat percaya bahwa hasil Pilkada nanti bebas dari kecurangan?" kata warga OKU.