Desa ini juga dikenal dengan makanan tradisional yang menjadi ciri khas dan masih sering disajikan dalam acara-acara tertentu.
Makanan khas ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi kuliner desa tetapi juga mencerminkan pengaruh budaya Bugis yang pertama kali menetap di desa ini.
Selain itu, keberadaan masjid tua di desa ini menjadi pusat kegiatan keagamaan, menambah kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Pangkalan Lampam.
Desa Pangkalan Lampam memiliki potensi besar untuk berkembang, terutama dalam bidang pariwisata dan pelestarian budaya.
Namun, tantangan seperti peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas menjadi perhatian utama masyarakat dan pemerintah desa.
Meski masih terdapat kendala, masyarakat desa optimis bahwa dengan semangat gotong royong dan kepemimpinan adat yang kuat, Desa Pangkalan Lampam dapat terus maju tanpa kehilangan identitas budayanya.
Desa Pangkalan Lampam bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga pusat budaya dan sejarah yang mencerminkan identitas masyarakat setempat.
Dari sejarah awal sebagai Tanjung Raya hingga menjadi Pangkalan Lampam, desa ini terus tumbuh sambil mempertahankan tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Potensi wisata dan kekayaan tradisi menjadikan Desa Pangkalan Lampam sebagai destinasi menarik yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kedalaman budaya dan sejarah.
Bagi siapa pun yang berkunjung, Desa Pangkalan Lampam menyambut dengan keramahan khas "Wong Wargo" dan keindahan alam yang masih asri, sebuah tempat yang menggambarkan kebanggaan Sumatera Selatan dan tradisi yang kaya.