Permintaan yang meningkat dari kedua negara ini bukan tanpa alasan; India dan Tiongkok merupakan konsumen terbesar minyak kelapa sawit di dunia dan keduanya membutuhkan pasokan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan bahan baku energi.
Menurut para ahli, kenaikan harga ini juga akan berdampak pada harga minyak goreng di Indonesia, yang mungkin mengalami peningkatan seiring dengan naiknya harga CPO global.
Untuk mengatasi dampak kenaikan harga minyak goreng, pemerintah telah mengantisipasi dengan kebijakan subsidi dan program stabilisasi harga.
Di pasar internasional, kenaikan harga CPO juga diperkirakan akan mempengaruhi pasar minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, dan minyak kanola.
Harga minyak nabati yang saling berkaitan menyebabkan kenaikan harga CPO turut menarik naik harga minyak nabati lain di pasar internasional.
Bagi para eksportir CPO, kenaikan harga ini memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
Namun, kenaikan harga ini juga menjadi tantangan bagi negara-negara importir yang harus mengalokasikan anggaran lebih untuk memenuhi kebutuhan minyak kelapa sawit.
Ekonom memperkirakan bahwa tren kenaikan harga CPO kemungkinan akan berlanjut, terutama jika kondisi cuaca yang ekstrem terus mempengaruhi produksi di negara-negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia.
Selain itu, peningkatan konsumsi bahan bakar nabati (biofuel) yang berbasis minyak kelapa sawit di berbagai negara juga turut memperkuat permintaan CPO secara global.
Pemerintah Indonesia sendiri diperkirakan akan terus memonitor situasi pasar global serta berusaha menyeimbangkan kebijakan tarif dan pungutan ekspor agar industri kelapa sawit nasional tetap kompetitif di pasar internasional.
Selain faktor cuaca dan permintaan, kondisi geopolitik dan dinamika perdagangan global juga menjadi perhatian.
Perubahan kebijakan di negara-negara besar seperti India dan Tiongkok, termasuk potensi perubahan tarif impor, akan terus dipantau karena hal tersebut dapat memengaruhi permintaan dan harga CPO secara keseluruhan.
Kenaikan harga CPO pada November 2024 menunjukkan bagaimana berbagai faktor— dari peningkatan permintaan, penurunan produksi, hingga kebijakan ekspor— bersinergi dan berdampak pada harga minyak kelapa sawit global.
Bagi Indonesia, kenaikan harga ini memberikan peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, ini meningkatkan pendapatan negara dari ekspor.
Namun di sisi lain, perlu strategi kebijakan untuk mengendalikan dampaknya di dalam negeri, terutama terkait harga minyak goreng.
Dengan terus memantau pasar internasional dan menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan, pemerintah berharap dapat menjaga keseimbangan antara keuntungan dari ekspor dan stabilitas harga domestik.