BATURAJA, KORANPALPOS.COM - Masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, diimbau untuk waspada dan mengambil langkah antisipatif terhadap suhu panas yang mencapai 38,5 derajat Celsius.
Kondisi ini, yang telah berlangsung beberapa hari terakhir, disebabkan oleh sejumlah faktor cuaca ekstrem yang dipengaruhi fenomena alam di perairan sekitar Asia Tenggara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Januar Efendi, melalui Manager Pusdalops, Gunalfi, menjelaskan bahwa peningkatan suhu ini didorong oleh keberadaan siklon tropis Kongrey di perairan Filipina serta siklon tropis lain di perairan Taiwan.
Siklon-siklon ini menciptakan area tekanan rendah yang menyerap kelembapan udara dan menghalangi pertumbuhan awan penghujan di wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Pj. Bupati Banyuasin Sigap : Serahkan Bantuan Korban Puting Beliung di Desa Telang Jaya !
BACA JUGA:PEP Adera Field Cetak Rekor Baru : Angka Produksi Minyak Harian Tertinggi Sebesar 4.210 BOPD !
Akibatnya, beberapa wilayah di OKU dan sekitarnya terpapar langsung oleh sinar matahari tanpa adanya perlindungan alami dari awan.
“Berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peningkatan suhu ini masih dalam kategori normal, dan tidak memengaruhi perubahan musim di Indonesia. Jadi, masyarakat tidak perlu panik berlebihan namun tetap harus waspada,” kata Gunalfi, Selasa (29/10).
Menghadapi suhu yang lebih panas dari biasanya, BPBD OKU mengimbau warga agar menjaga tubuh tetap terhidrasi dan meminimalkan aktivitas di luar ruangan selama puncak siang.
Gunalfi menekankan pentingnya mengonsumsi air secara cukup dan teratur agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari dehidrasi. Terutama bagi mereka yang harus beraktivitas di luar ruangan, perlindungan diri seperti topi atau payung, kacamata hitam, dan tabir surya sangat dianjurkan.
BACA JUGA:2 Varietas Padi Organik Muara Enim Resmi Terdaftar di Kementerian Pertanian
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Salurkan Cadangan Pangan
“Konsumsi air minum secara cukup adalah langkah utama untuk mengurangi dampak dari suhu panas ini, terutama bagi mereka yang banyak beraktivitas di luar. Kami juga menyarankan penggunaan pelindung kepala, kacamata hitam, serta tabir surya untuk melindungi dari paparan sinar UV yang bisa merusak kulit,” tambahnya.
Selain dampak kesehatan, suhu tinggi ini juga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla). BPBD OKU mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pembakaran sembarangan, khususnya di lahan kosong, kawasan hutan, maupun tempat penampungan sampah, karena kondisi panas yang ekstrim dapat mempercepat terjadinya kebakaran.
“Meningkatnya suhu membuat lahan dan vegetasi cepat kering, sehingga lebih mudah terbakar. Kami mengimbau agar masyarakat tidak membakar lahan atau sampah sembarangan, karena kondisi saat ini sangat rentan terhadap kebakaran,” ujar Gunalfi.