Pertanyaan mengenai kehalalan makanan sering muncul ketika berbicara tentang konsumsi jangkrik.
Daging jangkrik telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI, yang menegaskan bahwa daging ini aman dan diperbolehkan untuk dikonsumsi.
Hal ini tentu saja memberikan rasa nyaman bagi konsumen yang ingin mencoba makanan berbahan dasar jangkrik.
Meskipun jangkrik menawarkan banyak manfaat, masih banyak masyarakat yang merasa aneh atau ragu untuk mengonsumsinya.
Faktor visual dan persepsi negatif terhadap serangga sering menjadi penghalang.
Namun, dengan edukasi yang tepat dan promosi olahan makanan berbahan jangkrik yang menarik, masyarakat diharapkan dapat mengubah pandangan mereka.
Mengolah jangkrik menjadi makanan
Ada berbagai cara untuk mengolah jangkrik agar menjadi makanan yang lezat dan bergizi. Berikut beberapa ide olahan jangkrik yang bisa dicoba:
• Cheese stick cheekrik: Biskuit stik keju yang dicampur dengan jangkrik halus. Proses pembuatannya meliputi merebus jangkrik, menghaluskan, dan mencampurkannya dengan adonan keju.
• Rempeyek jangkrik: Olahan rempeyek yang menggantikan bahan baku biasa seperti udang atau kacang dengan jangkrik kering. Rempeyek ini sudah dikenal dan dijual di berbagai tempat, termasuk istana.
• Nasi goreng jangkrik: Mengganti bahan nasi goreng tradisional dengan jangkrik yang sudah dimasak, memberikan cita rasa yang unik dan bergizi.
Jangkrik adalah serangga yang kaya manfaat, terutama dalam konteks kesehatan dan nutrisi.
Dengan kandungan gizi yang tinggi dan potensi sebagai sumber makanan alternatif, jangkrik patut dipertimbangkan sebagai bagian dari diet sehat.
Meskipun masih ada tantangan dalam penerimaan masyarakat, dengan edukasi dan inovasi dalam pengolahan makanan, jangkrik dapat menjadi pilihan yang menarik dan bermanfaat.*