Dengan nada penuh penyesalan, Andik mengakui kesalahannya. Ia menjelaskan bahwa ketegangan yang terjadi di pertandingan membuatnya kehilangan kendali dan melakukan tindakan yang tidak pantas.
“Saya mengaku salah atas perbuatan saya, saya tidak bisa mengontrol emosi dalam pertandingan karena tensi mungkin sangat tinggi sekali, tapi memang saya mengakui salah dan tidak patut ditiru,” lanjutnya.
Tidak Bermaksud Merendahkan Suporter
Dalam video klarifikasinya, Andik juga menegaskan bahwa tindakannya tidak didasari niat untuk merendahkan suporter maupun masyarakat Pekanbaru. Ia justru mengungkapkan rasa hormat yang tinggi kepada pemain PSPS dan seluruh pendukung klub tersebut.
“Saya akui pemain PSPS luar biasa, intinya secara garis besar saya tidak merendahkan warga Pekanbaru atau pecinta sepak bola Pekanbaru. Saya sangat respect sekali kepada semua pemain dan kepada masyarakat Pekanbaru,” jelas Andik.
Lebih lanjut, Andik berharap agar insiden ini tidak merusak hubungan baik antara dirinya dan pendukung PSPS. Ia mengungkapkan harapannya agar tali silaturahmi tetap terjaga, serta mengingatkan bahwa sepak bola adalah olahraga yang seharusnya menyatukan, bukan memecah belah.
“Sekali lagi saya bersama curva minta maaf, dan semoga silaturahmi ini terus ke depannya. Sekali lagi saya mohon maaf,” tutupnya.
Reaksi Suporter
Setelah permintaan maaf yang disampaikan oleh Andik, sebagian besar suporter memberikan respon positif. Mereka mengapresiasi langkah Andik yang langsung meminta maaf atas tindakannya. Namun, ada juga yang menilai bahwa insiden ini seharusnya bisa dihindari jika para pemain dapat mengendalikan emosi mereka di lapangan.
BACA JUGA:STY : Ini Bukan Akhir dari Segalanya
BACA JUGA:Hilgers Alami Cedera Pergelangan Kaki
Pembelajaran dari Insiden Ini
Insiden yang melibatkan Andik Vermansyah ini menjadi pengingat bahwa sepak bola adalah olahraga yang penuh emosi, namun setiap pemain dituntut untuk tetap menjaga sportivitas dan menghormati lawan serta pendukung.
Meski tensi pertandingan seringkali memanas, tindakan provokatif bukanlah hal yang patut dicontoh, terutama bagi pemain dengan pengalaman seperti Andik. Kejadian ini diharapkan menjadi pembelajaran bagi Andik sendiri serta pemain-pemain lain agar lebih bijak dalam mengendalikan emosi di atas lapangan.