Dalam sektor kebutuhan pokok lainnya, minyak goreng juga menunjukkan pergerakan harga yang fluktuatif.
Minyak goreng kemasan sederhana mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen atau Rp50, sehingga kini dijual seharga Rp18.240 per kg.
Sebaliknya, minyak goreng curah mengalami penurunan harga sebesar 0,55 persen atau Rp90, menjadi Rp16.370 per kg.
Pergerakan harga ini disebabkan oleh dinamika pasokan minyak kelapa sawit di pasar internasional, yang turut mempengaruhi harga minyak goreng di dalam negeri.
Tepung terigu curah juga mengalami penurunan harga sebesar 1,77 persen atau Rp180, sehingga harganya kini menjadi Rp9.980 per kg.
Namun, tepung terigu non-curah, yang biasanya digunakan dalam industri makanan besar, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,08 persen atau Rp10, dengan harga Rp13.100 per kg.
Pergerakan harga ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga gandum di pasar global serta biaya logistik yang terus berubah.
Selain komoditas di atas, beberapa bahan pangan lain juga menunjukkan kenaikan harga. Kedelai biji kering impor mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen atau Rp20, menjadi Rp10.800 per kg.
Kenaikan harga ini kemungkinan disebabkan oleh impor kedelai yang mahal akibat fluktuasi harga di pasar internasional, serta biaya transportasi yang meningkat.
Gula konsumsi juga mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen atau Rp50, sehingga kini dijual dengan harga Rp17.950 per kg.
Kenaikan ini terkait dengan produksi gula dalam negeri yang belum mencukupi kebutuhan pasar domestik.
Di sektor perikanan, harga ikan juga mengalami pergerakan yang signifikan. Harga ikan kembung naik sebesar 3,45 persen atau Rp1.270 per kg, menjadi Rp38.130 per kg.
Selain itu, ikan tongkol juga naik 0,99 persen atau Rp310, menjadi Rp31.510 per kg.
Kenaikan harga ikan ini kemungkinan disebabkan oleh cuaca buruk yang menghambat penangkapan ikan serta tingginya permintaan pasar, terutama di kota-kota pesisir.
Namun, ikan bandeng mengalami penurunan harga sebesar 3,20 persen atau Rp1.060, sehingga kini dijual dengan harga Rp32.080 per kg.
Penurunan harga ikan bandeng ini kemungkinan dipengaruhi oleh pasokan yang lebih banyak di pasar serta penurunan permintaan di beberapa wilayah.