Kuasa hukum korban, yang mendampingi Safarudin, berusaha menenangkannya dengan merangkul bahunya.
Kasus ini telah memicu reaksi keras dari publik, terutama di kalangan keluarga korban dan masyarakat luas.
Banyak yang menilai bahwa vonis yang dijatuhkan kepada IS dan ketiga ABH terlalu ringan mengingat kejahatan yang dilakukan sangat keji dan merusak masa depan korban.
Menurut beberapa pihak, kehadiran keadilan seharusnya mampu memberikan efek jera, bukan hanya kepada pelaku, tetapi juga kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap bahaya yang ada.
Sejumlah organisasi masyarakat sipil juga menyerukan agar hukum diperketat untuk kasus-kasus yang melibatkan kejahatan seksual, terutama yang melibatkan anak-anak.
Mereka meminta pemerintah untuk segera mereformasi sistem hukum agar lebih melindungi anak-anak dan memberi hukuman yang lebih berat bagi pelaku kejahatan seksual.
"Ini adalah momen yang sangat penting bagi kita semua. Kita tidak boleh membiarkan kejahatan semacam ini terjadi lagi. Anak-anak kita harus merasa aman," ujar salah satu aktivis sosial yang ikut mengawasi jalannya persidangan.
Sementara itu, pihak Dinas Sosial Kota Palembang berkomitmen untuk memberikan program pelatihan kerja yang bermanfaat bagi IS dan ketiga ABH tersebut.
Program ini diharapkan dapat membantu mereka untuk mendapatkan keterampilan baru yang dapat digunakan di masa depan, meskipun mereka telah terlibat dalam tindakan kriminal.
Dinas Sosial juga mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, terutama dalam hal pengawasan terhadap anak-anak.
"Pendidikan dan pembinaan sangat penting, tetapi kita juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap anak-anak di sekitarnya," ungkap seorang pejabat Dinas Sosial.
Majelis Hakim dalam putusannya tidak hanya berfokus pada hukuman, tetapi juga memberi kesempatan untuk perbaikan bagi pelaku, dengan harapan mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik.
Meskipun demikian, keluarga korban tetap berharap agar keadilan dapat ditegakkan dan pelaku benar-benar mendapatkan hukuman yang setimpal dengan kejahatan yang telah mereka lakukan.
Vonis yang dijatuhkan kepada IS dan tiga ABH dalam kasus pembunuhan disertai rudapaksa ini menunjukkan kompleksitas sistem hukum di Indonesia.
Sementara banyak pihak merasa kecewa dengan keputusan hakim, penting untuk diingat bahwa setiap kasus membawa pelajaran tersendiri dan harus dijadikan momentum untuk memperbaiki sistem hukum serta memberikan perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak di masa mendatang.
Keluarga korban, masyarakat, dan semua pihak terkait kini menantikan langkah selanjutnya, berharap agar keadilan dapat ditegakkan secara konsisten.