Posisi sayap yang biasanya ditempati Witan diberikan kepada Calvin Verdonk, yang sebenarnya bermain sebagai fullback di klubnya, NEC Nijmegen. Sementara itu, Egy hanya duduk di bangku cadangan hingga akhir pertandingan.
Ketika Indonesia bertemu Irak dan kalah 0-2, Egy hanya diberi kesempatan bermain beberapa menit sebelum laga berakhir, menggantikan Marselino Ferdinan pada menit ke-88. Sementara Witan absen karena menjalani ibadah di Tanah Suci.
Meski begitu, performa mereka yang konsisten di masa lalu tidak bisa diabaikan begitu saja. Baik Witan maupun Egy memiliki peran penting dalam membantu Timnas Indonesia mencapai putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
BACA JUGA:Kontrak Carvajal Diperpanjang Madrid
BACA JUGA:Timnas U-20 Panggil Lagi Arkhan Kaka, Apakah Ini Akhir Penantian Si Striker Muda?
Pengalaman di Luar Negeri: Modal Berharga
Kedua pemain ini juga pernah berkarier di luar negeri, meski hasilnya tak selalu sesuai harapan. Witan Sulaeman pernah memperkuat Radnik Surdulica di Serbia, Lechia Gdańsk II di Polandia, serta Senica dan Trenčín di Slovakia. Pada 2023, ia kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Persija Jakarta.
Egy Maulana Vikri juga sempat menjadi sorotan saat bermain di klub-klub Eropa seperti Lechia Gdańsk, FK Senica, dan ViOn Zlaté Moravce. Meski tidak selalu menjadi starter, Egy mencatatkan sejumlah penampilan penting di klub-klub tersebut, sebelum akhirnya kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Dewa United pada 2023.
Tetap Jadi Bagian Timnas Indonesia
Meskipun persaingan di dalam tim semakin ketat, Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri tetap merupakan bagian penting dari skuad Shin Tae-yong. Kedua pemain ini masih masuk dalam daftar 27 nama yang dirilis PSSI untuk menghadapi Bahrain dan China di lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Keduanya siap memberikan yang terbaik bagi tim Garuda, meski tidak lagi menjadi pilihan utama. Pengalaman dan dedikasi mereka terhadap Timnas Indonesia menjadi modal kuat untuk terus berjuang di lapangan hijau.