Warga setempat sangat waspada dan tidak pernah mencoba memasak jamur yang sudah mengembang, karena racunnya dapat memabukkan dan bahkan menyebabkan kematian jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan tidak segera ditangani.
BACA JUGA:Kades hingga Tokoh Masyarakat Sebut Andil Teddy dan Agus Fatoni Perbaiki Jalan Poros Lengkiti
BACA JUGA:Rangkaian HUT TNI ke-79 : Kodim 0402/OKI Ziarah ke Makam Pahlawan Kesumanegara!
Meski mengandung potensi bahaya, keberadaan jamur Tihau Mudik tetap menjadi berkah tersendiri bagi warga pinggiran sungai Ogan.
Setiap kali musim jamur ini tiba, warga akan berbondong-bondong mencari jamur yang menguncup untuk kemudian diolah menjadi sajian lezat.
Selain menjadi bagian dari tradisi kuliner lokal, jamur ini juga dianggap sebagai anugerah alam yang hanya hadir pada saat-saat tertentu, menambah kebahagiaan warga setempat setiap tahunnya.
Dengan pemahaman yang tepat dalam pengolahan, jamur Tihau Mudik menjadi simbol harmoni antara warga dan alam sekitar. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Rambang Kuang dan Muara Kuang hingga hari ini.