13. PT Hutama Karya – USD 1.769 juta atau sekitar Rp 28 triliun
Perusahaan konstruksi ini dikenal sebagai pengelola jalan tol trans-Sumatra dan proyek infrastruktur besar lainnya, yang mendukung pembangunan konektivitas nasional.
14. PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) – USD 1.534 juta atau sekitar Rp 25 triliun
Sebagai holding BUMN di sektor pariwisata, InJourney mengelola destinasi wisata dan bandara di Indonesia, berkontribusi besar dalam pengembangan industri pariwisata pascapandemi.
15. PT Wijaya Karya – USD 1.480 juta atau sekitar Rp 24 triliun
Sebagai salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia, Wijaya Karya terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur strategis, termasuk pembangunan jalan tol, jembatan, dan gedung pemerintahan.
16. PT Jasa Marga – USD 1.400 juta atau sekitar Rp 22 triliun
Sebagai pengelola tol terbesar di Indonesia, Jasa Marga memperoleh pendapatan dari berbagai proyek jalan tol di seluruh negeri, yang mendukung mobilitas dan logistik.
17. PT Adhi Karya – USD 1.319 juta atau sekitar Rp 21 triliun
Adhi Karya adalah perusahaan konstruksi yang terlibat dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur besar seperti LRT Jakarta dan proyek jalan tol.
18. PT Vale Indonesia – USD 1.232 juta atau sekitar Rp 20 triliun
Vale Indonesia adalah perusahaan pertambangan yang memfokuskan produksinya pada nikel, yang menjadi bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik.
19. PT PP Persero – USD 1.213 juta atau sekitar Rp 19 triliun
PP Persero bergerak di bidang konstruksi dan infrastruktur, terlibat dalam berbagai proyek nasional seperti pembangunan bendungan dan infrastruktur lainnya.
20. PT Waskita Karya – USD 720 juta atau sekitar Rp 11 triliun
Waskita Karya merupakan salah satu BUMN konstruksi terbesar di Indonesia, yang berperan penting dalam proyek pembangunan infrastruktur jalan tol dan fasilitas umum lainnya.