LUBUKLINGGAU, KORANPALPOS.COM – Kesedihan mendalam akibat kehilangan kedua orang tuanya diduga menjadi pemicu depresi berat yang dialami Syahdana (32), warga Gang Permai 9, RT 03, Jalan Kenanga II, Kelurahan Batu Urip Permai, Kota Lubuklinggau.
Depresi yang dialaminya berujung tragis, ketika ia nekat mengakhiri hidup dengan cara membakar diri pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Syahdana, yang tampaknya kembali mengalami guncangan jiwa.
Sebelum insiden naas itu, pada Rabu malam, 2 Oktober 2024, sekitar pukul 23.50 WIB, ia terlihat mendatangi lapak penjualan BBM milik Edi Yansyah, yang berada tak jauh dari rumahnya. Ia membeli bahan bakar minyak (BBM) senilai Rp30 ribu, meski tidak membawa kendaraan atau jerigen untuk menampung bensin tersebut.
BACA JUGA:Heboh, Ada Santri Nekat Akhiri Hidupnya Secara Tragis
BACA JUGA:Residivis Kasus Penganiayaan Anggota Polri Kena Tembak : Berikut Riwayat Kriminal Pelaku !
Edi, sang penjual, akhirnya menuangkan BBM itu ke dalam kantong plastik bening.
Setelah kembali ke rumah, Syahdana langsung melakukan aksi nekat. Ia menuangkan BBM tersebut ke sekujur tubuhnya dan menyalakan api, membakar dirinya sendiri.
Kakaknya, Teguh, yang berada di rumah, sempat mencoba menolong dengan menyiram air ke tubuh Syahdana, namun upayanya tidak berhasil menghentikan api sepenuhnya.
Rama Aidil Fitriansyah (30), adik korban, mengetahui kejadian tragis tersebut dari panggilan telepon pada tengah malam, yang memberitahukan bahwa kakaknya telah melakukan aksi bakar diri.
BACA JUGA:Tak Jera Masuk Penjara : Rudi Musa Residivis Kasus Narkoba Kembali Berulah !
BACA JUGA:Viral Dicari Isteri Karena Lama Tak Pulang, Ternyata Ferdiansyah Ditangkap Polisi
Ia segera menuju rumah orang tuanya, tempat kejadian berlangsung, dan menemukan Syahdana tergeletak dengan luka bakar parah. Bersama tetangga, mereka segera membawa Syahdana ke RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau.
Saat tiba di rumah sakit sekitar pukul 00.30 WIB, Syahdana masih dalam keadaan sadar, meskipun dokter mencatat bahwa 99 persen tubuhnya mengalami luka bakar.
Tim medis segera melakukan penanganan intensif, namun sayangnya, nyawa Syahdana tidak dapat diselamatkan.