BATURAJA, KORANPALPOS.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), mengingatkan seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana banjir selama musim hujan. Imbauan ), Sumatera Selatan (Sumsel), mengingatkan seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana banjir selama musim hujan. Imbauan ini disampaikan mengingat intensitas curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD OKU, Gunalfi, dalam pernyataannya pada Senin (30/9/2024), mengatakan bahwa perubahan cuaca dengan tingginya curah hujan dapat memicu banjir di beberapa wilayah di Kabupaten OKU. “Saat ini sudah memasuki musim hujan, sehingga masyarakat harus lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana banjir, terutama mereka yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Ogan,” ujarnya.
Kabupaten OKU dikenal memiliki risiko tinggi terhadap bencana banjir karena lokasinya yang dekat dengan aliran Sungai Ogan. Sungai ini mengalir melalui beberapa wilayah di Sumatera Selatan dan kerap kali meluap saat intensitas hujan tinggi. “Banjir yang terjadi pada Mei 2024 lalu harus dijadikan pelajaran penting untuk kita semua. Meski saat itu tidak ada korban jiwa, banjir sempat menyebabkan kerugian materiil yang cukup besar,” kata Gunalfi.
Masyarakat yang tinggal di sekitar DAS Ogan, terutama di wilayah-wilayah rawan seperti di Kecamatan Muara Jaya, Pengandonan, dan Ulu Ogan, diminta untuk lebih waspada. “Daerah ini selalu menjadi perhatian kami setiap kali musim hujan datang, karena air sungai berpotensi meluap, apalagi jika hujan turun terus menerus selama beberapa hari,” lanjutnya.
BACA JUGA:KPU OKU Terima LADK Peserta Pilkada 2024
BACA JUGA:Pompa Intake Rusak, Distribusi ke Pelanggan Terhenti
Sebagai langkah antisipasi, BPBD OKU telah meningkatkan upaya pemantauan dan mitigasi. Salah satu langkah yang diambil adalah menggencarkan monitoring ke sejumlah wilayah di Kabupaten OKU yang rawan banjir. “Kami melakukan geotagging atau penentuan titik koordinat untuk memetakan daerah-daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor. Dengan pemetaan yang akurat, kita bisa lebih cepat bertindak jika ada tanda-tanda bencana,” ungkap Gunalfi.
Geotagging ini telah dilakukan di 11 kecamatan yang dianggap rawan banjir, meliputi Muara Jaya, Pengandonan, Ulu Ogan, Lengkiti, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya, dan Lubuk Raja. "Daerah-daerah ini kami anggap sangat berpotensi terdampak banjir, terutama ketika curah hujan di wilayah hulu DAS Ogan meningkat drastis,” tambahnya.
Selain melakukan pemetaan dan pemantauan, BPBD OKU juga berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait baik di tingkat daerah maupun pusat untuk merumuskan langkah-langkah mitigasi dan penanggulangan bencana. Langkah ini bertujuan untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin timbul akibat banjir. “Kami sudah menghubungi instansi terkait, termasuk pemerintah pusat, untuk membahas tindakan preventif yang bisa dilakukan,” terang Gunalfi.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, BPBD OKU juga akan mengaktifkan kembali posko-posko tanggap darurat di kecamatan-kecamatan yang rentan terkena dampak banjir. “Posko tanggap darurat akan mulai beroperasi dalam waktu dekat, dan kami juga sudah mempersiapkan personel serta peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan evakuasi jika diperlukan,” kata Gunalfi.
BACA JUGA:Kepala BNPB RI Bakal Berkunjung Muba : Ini Bantuan yang Dibawa !
BACA JUGA:Dorong Kesejahteraan Masyarakat, Gelar Pelatihan SDM PKH
Gunalfi menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menghadapi potensi bencana. “Banjir tidak dapat diprediksi secara pasti, tetapi kita bisa meminimalisir dampaknya jika masyarakat ikut berperan dalam menjaga lingkungan dan waspada terhadap tanda-tanda bencana,” ujarnya.
BPBD OKU menghimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai, karena hal ini dapat memperparah risiko banjir akibat tersumbatnya aliran air. Selain itu, masyarakat di daerah rawan banjir diharapkan untuk selalu memperhatikan informasi cuaca dari pihak berwenang dan mengikuti arahan petugas ketika terjadi potensi bencana. “Kami sudah menyebarkan informasi mengenai langkah-langkah yang harus diambil jika banjir mulai mengancam, seperti evakuasi ke tempat yang lebih aman dan segera melaporkan situasi kepada petugas di lapangan,” tambah Gunalfi.
Pada Mei 2024, banjir besar melanda beberapa wilayah di Kabupaten OKU, menyebabkan ratusan rumah terendam air. Meski tidak ada korban jiwa, banyak warga yang harus mengungsi dan mengalami kerugian materiil yang signifikan. Banjir tersebut terjadi akibat hujan lebat yang turun selama beberapa hari tanpa henti, sehingga Sungai Ogan meluap dan merendam permukiman di sekitarnya.