Ketika pasokan berkurang, terutama karena faktor cuaca buruk atau gangguan distribusi, harga cabai cenderung melonjak.
Namun, penurunan harga cabai rawit merah di tengah kenaikan harga komoditas lainnya mungkin disebabkan oleh pasokan yang lebih stabil atau peningkatan produksi di beberapa daerah penghasil cabai.
Harga daging sapi murni mengalami penurunan yang cukup signifikan, yakni sebesar 2,59 persen atau Rp3.490, menjadi Rp131.250 per kg.
Penurunan harga ini mungkin disebabkan oleh stabilnya pasokan daging sapi di pasar atau peningkatan impor daging sapi yang membantu menstabilkan harga di tingkat konsumen.
Sebaliknya, harga daging ayam ras justru mengalami kenaikan sebesar 5,17 persen atau Rp1.780 menjadi Rp36.180 per kg.
Kenaikan harga daging ayam ini bisa berdampak pada konsumsi masyarakat, mengingat daging ayam adalah salah satu sumber protein utama yang paling terjangkau bagi banyak keluarga di Indonesia.
Kenaikan ini juga menjadi perhatian khusus karena harga daging ayam yang tinggi dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah.
Komoditas kedelai biji kering (impor) juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen atau Rp20 menjadi Rp10.820 per kg.
Kenaikan ini mungkin tidak terlalu signifikan, namun tetap berdampak pada produsen tahu dan tempe, yang merupakan dua makanan berbasis kedelai yang sangat populer di Indonesia.
Produsen tahu dan tempe yang bergantung pada kedelai impor akan menghadapi tantangan dalam mempertahankan harga produk mereka di tengah kenaikan harga bahan baku.
Di sisi lain, harga gula konsumsi juga naik sebesar 3,70 persen atau Rp660 menjadi Rp18.490 per kg.
Kenaikan harga gula ini tentu menjadi perhatian, mengingat gula merupakan bahan yang banyak digunakan dalam rumah tangga dan industri makanan.
Kenaikan harga gula sering kali berdampak luas, tidak hanya pada konsumsi rumah tangga, tetapi juga pada sektor industri makanan dan minuman.
Untuk minyak goreng, minyak goreng kemasan sederhana mengalami kenaikan harga sebesar 2,76 persen atau Rp500 menjadi Rp18.610 per kg.
Sementara itu, minyak goreng curah justru mengalami penurunan sebesar 0,92 persen atau Rp150 menjadi Rp16.100 per kg.
Minyak goreng adalah salah satu komoditas yang harganya sangat fluktuatif, terutama terkait dengan harga minyak kelapa sawit di pasar global dan kebijakan domestik mengenai ekspor dan distribusi minyak sawit.