Kenaikan harga daging ayam ini bisa disebabkan oleh peningkatan biaya produksi, terutama harga pakan yang juga mengalami fluktuasi.
Selain itu, permintaan daging ayam yang terus stabil, bahkan meningkat di beberapa wilayah, turut memengaruhi harga di pasaran.
Harga telur ayam ras juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,76 persen atau Rp500 menjadi Rp28.850 per kg.
Kenaikan harga telur ayam ini sejalan dengan kenaikan harga daging ayam, karena keduanya merupakan produk yang saling berkaitan.
Naiknya harga pakan ternak, terutama kedelai, turut berkontribusi terhadap kenaikan harga produk ternak lainnya.
Untuk komoditas kedelai biji kering (impor), harga tercatat naik sebesar 0,74 persen atau Rp80 menjadi Rp10.880 per kg.
Sebagai salah satu komponen penting dalam produksi pakan ternak, kenaikan harga kedelai dapat memengaruhi harga produk-produk hewani seperti daging dan telur.
Kenaikan ini juga dipicu oleh fluktuasi harga kedelai di pasar internasional, mengingat sebagian besar pasokan kedelai Indonesia masih bergantung pada impor.
Harga gula konsumsi juga mengalami kenaikan tipis sebesar 0,51 persen atau Rp90 menjadi Rp17.880 per kg.
Meskipun kenaikan ini relatif kecil, fluktuasi harga gula tetap menjadi perhatian bagi banyak konsumen, terutama menjelang momen-momen tertentu seperti bulan puasa atau hari besar keagamaan.
Untuk minyak goreng, terdapat perbedaan tren antara minyak goreng kemasan sederhana dan minyak goreng curah.
Minyak goreng kemasan sederhana mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen atau Rp120 menjadi Rp18.190 per kg.
Sementara minyak goreng curah justru turun sebesar 0,74 persen atau Rp120 menjadi Rp16.190 per kg.
Perbedaan harga ini mencerminkan perbedaan preferensi konsumen antara minyak goreng kemasan dan curah, serta pengaruh dari distribusi dan ketersediaan stok di pasaran.
Sedangkan untuk tepung terigu, baik yang curah maupun non-curah, mengalami penurunan harga.
Tepung terigu curah turun 1,28 persen atau Rp130 menjadi Rp10.030 per kg.