Gajah Liar Meresahkan Warga, Penanganan Dinilai Lamban Warga Ancam Demo

Kamis 26 Sep 2024 - 19:14 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

MUSI RAWAS, KORANPALPOS.COM - Warga Desa Tri Anggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumatera Selatan (Sumsel) kembali dicekam ketakutan oleh kawanan gajah liar. 

Pasalnya, Rabu 25 September 2024, sekitar pukul 17.30 WIB, kawanan gajah liar yang berjumlah sekitar 15 ekor, kembali masuk dan merusak perkebunan warga terutama yang berada di kawasan perbatasan hutan. 

"Tadi pagi saya lewat, Jejak kaki gajah yang masih baru menunjukkan bahwa kawanan gajah tersebut baru saja meninggalkan area ini," demikian diungkapkan Sekretaris Desa Tri Anggun Jaya, Parsono, dihubungi wartawan, Kamis 26 September 2024.

Menurut Parsono, warga yang sempat menyaksikan langsung melakukan upaya penghalauan.  Karena kerusakan pada perkebunan bisa lebih parah jika gajah tidak segera dikawal. 

BACA JUGA:HUT TNI ke-79 : Kodim 0402/OKI Bersihkan Pasar Rakyat!

BACA JUGA:BPBD OKU Petakan Daerah Rawan Bencana Longsor

“Hampir habis, untungnya langsung ketahuan dan dikawal,” ujarnya.  

Upaya pengusiran gajah liar dilakukan menggunakan ledakan meriam spiritus dan pembuatan api unggun untuk menjauhkan kawanan tersebut dari perkebunan warga. Namun, upaya ini hanya bersifat sementara.

Warga mengeluhkan bahwa kawanan gajah selalu kembali setelah digiring keluar. “Percuma digiring, besok datang lagi. Digiring hari ini, besok datang lagi,” tambahnya.

Insiden pengrusakan yang dilakukan kawanan gajah liar ini, menurut Parsono, membuat keresahan warga semakin memuncak, terlebih karena kejadian ini sudah berulang kali terjadi. 

BACA JUGA:KPID Sumsel Edukasi Pelajar di OKI Terkait Pencegahan Judol

BACA JUGA:Personel Operasi Mantap Praja Musi 2024 Lakukan Pemeriksaan Kesehatan

Bahkan, insiden sebelumnya telah menelan korban jiwa.

Warga kini merasa takut untuk beraktivitas di kebun maupun ladang, terutama bagi mereka yang bergantung pada penghasilan dari menyadap karet.

“Ya jelas, warga ketakutan. Mau ke kebun, mau ke ladang, mencari nafkah nyadap karet itu takut," ungkap Parsono.

Kategori :