Ditambahkan Parsono, kawanan gajah liar ini sering terlihat di beberapa dusun di desa tersebut, termasuk Dusun 1, Dusun 2, dan Dusun 4.
BACA JUGA:Pastikan Harga Bahan Pokok Terkendali
BACA JUGA:Disdik OKU Perkuat Komitmen Tuntaskan Anak Tidak Sekolah
Kawanan gajah ini pernah berada hanya 100 meter dari rumah warga, menambah kekhawatiran akan keselamatan mereka.
Disinggung menyeruaknya informasi warga yang akan menggelar aksi demo, Parsono menjelaskan bahwa warga memang sempat memberikan waktu satu Minggu kepada pihak terkait seperti Dinas Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan pengelolah lahan, untuk mengatasi keresahan dan kecemasan warga.
Kekecewaan warga memuncak karena dianggap lambannya penanganan dari pihak terkait.
Masyarakat telah memberikan tenggat waktu selama seminggu sejak kejadian terakhir untuk meminta tindakan nyata dari pihak BKSDA, kehutanan, dan pengelola lahan.
BACA JUGA:Pastikan Harga Bahan Pokok Terkendali
BACA JUGA:Disdik OKU Perkuat Komitmen Tuntaskan Anak Tidak Sekolah
Namun hingga kini, belum ada respons atau tindakan signifikan yang dirasakan warga.
Warga yang sudah geram pun diakui Parsono, berencana melakukan aksi unjuk rasa dalam waktu dekat sebagai bentuk protes terhadap lambannya penanganan konflik gajah liar ini. "Masyarakat sudah tidak sabar lagi, katanya mau melakukan aksi. Kami dari pemerintah desa kurang tahu, kemana masyarakat akan demo, mungkin nanti kami yang akan di-demo," tambah Parsono.
Soal wilayah perkebunan warga yang selama ini memang menjadi kawasan perlintasan gajah, dijelaskan Parsono memang sebelumnya merupakan area perlintasan gajah saat kawasan tersebut masih berupa hutan.
Namun, setelah desa didirikan, gajah jarang memasuki kawasan ini, hanya terjadi setahun sekali atau dua tahun sekali. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, insiden kawanan gajah liar yang masuk ke desa semakin sering terjadi, menimbulkan kekhawatiran bagi keberlangsungan hidup warga.
Warga berharap pemerintah segera bertindak agar insiden ini tidak semakin parah dan merenggut korban lebih banyak. "Mereka juga meminta solusi jangka panjang agar konflik manusia dan satwa liar ini dapat diatasi secara efektif," pungkas Parsono.