Meski resep tradisional lepet ketan sudah ada sejak zaman dahulu, berbagai inovasi mulai bermunculan untuk memberikan variasi rasa pada makanan ini.
Beberapa inovasi tersebut termasuk penambahan isian seperti kacang hijau, keju, atau bahkan cokelat.
Selain itu, penggunaan daun pisang sebagai pembungkus juga menjadi alternatif bagi yang tidak memiliki akses ke janur.
Inovasi lainnya adalah pada proses pemanggangan.
Jika biasanya lepet ketan dikukus, beberapa daerah mulai mengembangkan cara memasak dengan memanggang lepet di atas bara api.
Hasilnya, lepet memiliki aroma yang lebih khas dan tekstur yang sedikit garing di bagian luar, namun tetap lembut di dalam.
Selain itu, di beberapa kafe modern yang menjunjung tinggi konsep kuliner tradisional, lepet ketan telah diadaptasi menjadi camilan yang disajikan dengan berbagai saus atau topping modern seperti saus cokelat, karamel, hingga taburan kacang panggang.
Di era modern ini, makanan tradisional seperti lepet ketan masih memiliki tempat di hati masyarakat, bahkan di kalangan anak muda.
Potensi pasar untuk kuliner tradisional ini sebenarnya sangat besar, terutama dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap makanan yang sehat, alami, dan bernilai budaya tinggi.
Lepet ketan, yang terbuat dari bahan-bahan alami tanpa bahan pengawet, bisa menjadi salah satu pilihan camilan sehat yang dikembangkan secara komersial.
Banyak pelaku usaha kuliner mulai mengemas lepet ketan dengan lebih modern dan higienis, serta memasarkan secara online melalui platform e-commerce dan media sosial.
Dengan adanya inovasi dalam rasa dan kemasan, lepet ketan berpotensi tidak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga merambah pasar internasional sebagai bagian dari promosi kuliner nusantara di kancah global.
Sebagai salah satu warisan kuliner yang kaya akan makna budaya, penting bagi generasi muda untuk terus melestarikan lepet ketan.
Salah satu cara melestarikannya adalah dengan mempelajari cara membuatnya langsung dari orang tua atau nenek yang masih menguasai resep tradisional ini.
Selain itu, pelajaran tentang kuliner tradisional di sekolah-sekolah juga dapat membantu memperkenalkan generasi muda pada kekayaan budaya kuliner Indonesia.
Melalui upaya pelestarian ini, diharapkan lepet ketan dan makanan tradisional lainnya tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi terus hidup dan berkembang sesuai dengan zaman, tanpa kehilangan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.