SEKAYU, KORANPALPOS.COM - Desa Gajah Mati di Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, adalah sebuah desa yang menyimpan banyak cerita bersejarah dan kekayaan budaya.
Berdiri sejak tahun 1943 pada masa kolonial Belanda, desa ini memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya menjadi salah satu pusat warisan budaya di wilayah Sungai Keruh.
Legenda desa ini dimulai dengan kisah penemuan seekor anak gajah oleh pasukan Belanda yang saat itu tengah berada di daerah tersebut.
BACA JUGA:Siapa Puyang Depati ? Legenda Penguasa Sekayu yang Membangun Musi Ilir !
BACA JUGA: Asal Usul dan Legenda Danau Cala Musi Banyuasin : Sentra Ikan Tapah di Sumatera Selatan !
Anak gajah ini kemudian dititipkan kepada penduduk desa, namun karena keterbatasan sumber daya dan dana, anak gajah tersebut mati.
Dari sinilah nama Gajah Mati muncul dan dikenang hingga sekarang.
Seiring berjalannya waktu, Desa Gajah Mati berkembang menjadi salah satu desa dengan dua situs budaya penting yang masih terjaga hingga kini.
BACA JUGA:Jejak Sejarah dan Asal Usul Suku Semende di Sumatera Selatan : Siapa Syech Nurqodim al-Baharudin ?
Desa ini memiliki rumah-rumah tradisional yang mencerminkan keunikan arsitektur lokal, serta makam-makam keramat yang dihormati oleh masyarakat setempat.
Dua situs keramat yang paling terkenal di desa ini adalah Makam Puyang Gadis dan Makam Puyang Tengah Laman, yang masing-masing menyimpan cerita dan mitos yang telah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
Desa Gajah Mati tidak hanya terkenal dengan situs-situs keramatnya, tetapi juga dengan arsitektur rumah tradisionalnya yang khas.
BACA JUGA:Asal Usul dan Legenda 4 Pendekar : Fakta Unik di Balik Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan !
BACA JUGA:Sejarah dan Legenda Desa Sungai Angit Musi Banyuasin : Desa Kaya Raya di Sumatera Selatan !