Timbang Kepala Kerbau juga merupakan simbol rasa syukur kepada alam atas hasil bumi yang melimpah.
Tradisi ini biasanya diadakan dalam rangkaian acara besar, seperti perayaan panen atau hari besar adat di Banyuasin.
Bagi masyarakat Banyuasin, tradisi ini tidak hanya sebagai ritual budaya, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan gotong royong.
BACA JUGA:5 Kabupaten Terkecil di Sumatera Selatan : Potensi Kekayaan Alam dan Ekonomi yang tak Terbatas !
BACA JUGA:10 Tambang Batubara Paling Besar di Indonesia : Salah Satunya di Sumatera Selatan !
2. Festival Sedulang Setudung: Perayaan Hasil Panen dan Keberkahan
Festival Sedulang Setudung adalah salah satu acara tahunan yang paling dinanti di Banyuasin.
Festival ini diadakan sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah dan merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk merayakan keberkahan yang diberikan Tuhan.
Selain itu, festival ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga melalui berbagai kegiatan seni dan budaya.
Pada festival ini, masyarakat akan menampilkan berbagai pertunjukan seni, seperti tari-tarian tradisional, musik, hingga pameran kerajinan tangan lokal.
Selain itu, dalam perayaan ini juga terdapat tradisi pembagian makanan yang dilambangkan dengan sedulang, yang diartikan sebagai wadah atau baki besar yang berisi aneka makanan.
Festival ini menunjukkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan masyarakat Banyuasin.
3. Serambe: Warisan Tradisi Lisan yang Menenangkan
Tradisi Serambe adalah salah satu warisan budaya lisan yang masih hidup hingga saat ini.
Serambe pada awalnya adalah tembang yang digunakan sebagai pengantar tidur anak-anak atau untuk meninabobokan.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi seni pertunjukan yang kaya akan pesan moral dan nasihat kehidupan.