Sakit Hati Berujung Duel Maut : Kholiq Tewas Bersimbah Darah di Perkebunan Sawit !

Jumat 30 Aug 2024 - 17:36 WIB
Reporter : Ardie
Editor : Dahlia

Rasa sakit hati yang sudah lama dipendam oleh Beben memuncak ketika ia dihadang oleh Kholiq saat hendak berangkat kerja pada pagi hari nahas itu.

Duel yang berujung maut tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB di area perkebunan sawit PT. Wanakarya Mulya.

Menurut keterangan yang diperoleh dari pelaku, Kholiq menghadangnya dengan penuh amarah setelah merasa tidak senang karena sehari sebelumnya Beben menghindari upaya pemalakan.

BACA JUGA:Barter Sapi dengan Sabu 40 Gram : Solihin Kembali Masuk Bui!

BACA JUGA:Seorang Kontraktor di Lubuklinggau Tewas Ditikam: Diduga Dipicu Masalah Ini!

Dengan penuh emosi, Kholiq memukul kepala Beben dan meludahinya, sambil menantangnya untuk berduel di tengah perkebunan sawit.

Ucapan Kholiq yang berbunyi, "Kalau kau melawan nian, melok aku ke sawitan," menjadi pemicu terjadinya duel tersebut.

Tak tahan dengan penghinaan dan kekerasan yang terus-menerus diterimanya, Beben yang sudah terlanjur sakit hati memutuskan untuk meladeni tantangan Kholiq. Kedua pria tersebut akhirnya berduel menggunakan senjata tajam, yaitu sebilah parang.

Duel yang berlangsung singkat namun brutal tersebut akhirnya mengakibatkan Kholiq tewas dengan luka bacokan di beberapa bagian tubuhnya, termasuk belakang leher, paha, pinggang, dan lengan.

Setelah kejadian tersebut, Beben yang merasa bersalah dan menyesali perbuatannya memutuskan untuk menyerahkan diri ke pihak kepolisian.

Ia diantar oleh anggota keluarga dan didampingi oleh pihak kepolisian ke Polres OKU Timur.

Kapolres OKU Timur mengapresiasi sikap kooperatif dari pihak keluarga pelaku yang bersedia bekerja sama dengan pihak kepolisian.

Dalam pengakuannya kepada sejumlah wartawan, Beben mengungkapkan rasa penyesalannya yang mendalam.

Ia mengaku bahwa tindakan tersebut dilakukan atas dasar sakit hati yang sudah tidak bisa lagi ia tahan.

"Saya menyesal mas, tapi sudah terjadi," ucap Beben dengan nada penuh penyesalan sambil tertunduk lesu.

Beben, yang merupakan ayah dari dua anak, menyadari bahwa perbuatannya telah mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang dan kini harus siap menghadapi konsekuensi hukum yang berat.

Kategori :