Gol ini menjadi yang keempat bagi Kadek Arel dari situasi bola mati sejak pergelaran Piala AFF U-19 2024 di Surabaya.
Keberhasilan Kadek dalam memanfaatkan situasi bola mati menunjukkan betapa pentingnya strategi ini dalam permainan Timnas U-20.
Tak berhenti di situ, hanya berselang empat menit setelah gol penyama kedudukan, Indonesia kembali mengguncang pertahanan Argentina.
Pada menit ke-79, Indonesia mendapatkan hadiah penalti setelah Muhammad Ragil dilanggar oleh kiper Argentina, Lucas Sebastian Schneider, di dalam kotak penalti.
Maouri Ananda yang baru saja memberikan assist untuk gol pertama, kali ini bertindak sebagai eksekutor.
Dengan tenang, Maouri mengirim bola ke sudut kiri bawah gawang, mengubah skor menjadi 2-1 untuk keunggulan Indonesia.
Tertinggal satu gol membuat Argentina mencoba untuk mengejar ketertinggalan.
Pelatih Claudio Gugnali melakukan beberapa pergantian pemain untuk menambah daya serang timnya.
Namun, pertahanan Indonesia yang dikomandoi oleh Iqbal Gwijangge dan Muhammad Alfarezzi Buffon bermain sangat disiplin dan solid.
Pada menit ke-83, Muhammad Ragil hampir menambah keunggulan Indonesia melalui tendangan kerasnya dari luar kotak penalti.
Namun, bola hanya melebar tipis di sisi kanan gawang Argentina.
Satu menit kemudian, Toni Firmansyah juga mendapatkan peluang emas untuk mencetak gol ketiga bagi Indonesia, namun tendangan jarak jauhnya masih membentur tiang gawang.
Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 2-1 untuk keunggulan Indonesia tetap bertahan.
Kemenangan ini menjadi catatan sejarah tersendiri bagi Timnas U-20, mengingat mereka berhasil menundukkan tim yang berada di peringkat satu dunia dalam kategori U-20.
Kemenangan ini juga menjadi momentum penting bagi skuad Garuda Muda dalam persiapan mereka menuju Kualifikasi Piala Asia U-20 2025.
Keberhasilan mengalahkan Argentina bukan hanya tentang hasil pertandingan, tetapi juga tentang bagaimana Timnas U-20 menunjukkan mentalitas juara dan kemampuan bangkit dari ketertinggalan.