Pasar memperkirakan bahwa Federal Reserve mungkin akan melakukan pemangkasan suku bunga, yang dapat mempengaruhi nilai tukar dolar AS.
Harapan pasar terhadap penurunan suku bunga AS cukup tinggi, yang dapat memberikan dampak pada pergerakan mata uang global, termasuk rupiah.
"Harapan pasar terhadap kebijakan pemangkasan dolar AS masih tinggi, sehingga kalaupun rupiah melemah, tidak akan terlalu jauh dan rupiah pun masih berpeluang menguat terhadap dolar AS," jelas Ariston.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah Selasa 13 Agustus 2024 : Menguat 27 Poin Menjadi Rp15.928 per Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah Senin 12 Agustus 2024 : Tergelincir 25 Poin Menjadi Rp15.950 per Dolar AS
Para pelaku pasar memperkirakan bahwa suku bunga Federal Funds Rate (FFR) akan turun sebesar 25 basis poin pada pertemuan September 2024.
Penurunan ini diharapkan dapat memberikan dorongan tambahan bagi ekonomi AS dan mempengaruhi pergerakan mata uang di seluruh dunia.
Ariston memperkirakan bahwa ada peluang bagi rupiah untuk menguat ke arah kisaran Rp15.450 per dolar AS, meskipun terdapat potensi resisten di sekitar Rp15.500 per dolar AS hingga Rp15.520 per dolar AS.
"Kami melihat adanya peluang penguatan rupiah hari ini menuju kisaran Rp15.450 per dolar AS, dengan potensi resisten di sekitar Rp15.500 per dolar AS hingga Rp15.520 per dolar AS," ungkapnya.
Pelemahan yang terjadi pada rupiah pagi ini mencerminkan dinamika pasar global yang masih sangat mempengaruhi pergerakan mata uang.
Selain data ekonomi AS, situasi geopolitik, serta kebijakan moneter negara-negara besar juga berperan dalam menentukan arah pergerakan nilai tukar.
Penting untuk memantau perkembangan lebih lanjut dari hasil pernyataan Jerome Powell di Jackson Hole dan data ekonomi lainnya, karena hal ini akan mempengaruhi sentimen pasar dan keputusan investasi.
"Kami akan terus memantau perkembangan data ekonomi dan pernyataan dari Bank Sentral AS, karena ini dapat memberikan petunjuk mengenai arah pergerakan rupiah ke depannya," kata Ariston.
Dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar, para investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan mata uang.
Konsolidasi pasar seperti yang terjadi saat ini adalah bagian dari dinamika pasar yang normal, dan penting untuk mempertimbangkan tren jangka panjang serta dampak dari kebijakan moneter global.
Ariston menekankan pentingnya memahami bahwa fluktuasi nilai tukar merupakan hal yang wajar dan bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk melakukan strategi yang lebih baik.