Meskipun kenaikan harga ini relatif kecil, tetap saja memberikan dampak pada harga makanan olahan yang menggunakan telur sebagai bahan baku.
Komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga adalah kedelai biji kering impor, yang naik 0,17 persen atau Rp20, menjadi Rp11.910 per kilogram.
Sedangkan gula konsumsi, yang merupakan kebutuhan pokok sehari-hari, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,50 persen atau Rp90, menjadi Rp18.010 per kilogram.
Di sektor minyak goreng, harga minyak goreng kemasan sederhana tercatat turun tipis sebesar 0,11 persen atau Rp20, menjadi Rp18.030 per kilogram.
Penurunan ini disertai dengan penurunan harga pada minyak goreng curah yang lebih signifikan, yaitu sebesar 2,92 persen atau Rp470, menjadi Rp15.620 per kilogram.
Penurunan harga minyak goreng ini memberikan kabar baik bagi konsumen, mengingat minyak goreng merupakan kebutuhan pokok yang sering digunakan dalam memasak.
Sementara itu, harga tepung terigu curah juga mengalami penurunan sebesar 0,88 persen atau Rp90, menjadi Rp10.140 per kilogram.
Begitu pula dengan tepung terigu non-curah yang mengalami penurunan harga sebesar 1,43 persen atau Rp190, menjadi Rp13.450 per kilogram.
Penurunan harga tepung terigu ini diharapkan dapat menekan biaya produksi bagi industri makanan, khususnya untuk produk-produk roti dan kue.
Di sektor perikanan, harga ikan kembung terpantau turun tipis sebesar 1,85 persen atau Rp690, menjadi Rp36.640 per kilogram.
Penurunan ini memberikan sedikit kelonggaran bagi konsumen yang mengandalkan ikan sebagai sumber protein alternatif.
Namun, harga ikan tongkol justru naik hingga 6,46 persen atau Rp2.050, menjadi Rp33.800 per kilogram.
Selain itu, harga ikan bandeng juga mengalami kenaikan sebesar 2,59 persen atau Rp860, menjadi Rp34.100 per kilogram.
Perubahan harga yang terjadi pada berbagai komoditas pangan ini tentu memberikan dampak yang berbeda-beda pada masyarakat.
Penurunan harga pada cabai rawit merah dan minyak goreng memberikan sedikit kelegaan bagi konsumen, terutama di tengah tekanan inflasi yang masih dirasakan.
Namun, kenaikan harga pada komoditas penting seperti beras, daging ayam, dan telur ayam ras bisa memberikan dampak negatif terhadap daya beli masyarakat.