Keluarnya Wanda Hamidah dari Golkar menambah panjang daftar politisi dan aktivis yang merasa kecewa dengan kondisi politik saat ini.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh partai-partai politik di Indonesia, terutama dalam hal menjaga integritas dan komitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
Dalam jangka panjang, kejadian seperti ini bisa menjadi pemicu perubahan di tubuh partai politik.
Jika tidak, partai-partai tersebut bisa kehilangan kepercayaan dari publik dan kader-kader terbaik mereka.
Masyarakat semakin kritis terhadap langkah-langkah politik, terutama di era keterbukaan informasi seperti sekarang.
Oleh karena itu, partai politik perlu lebih berhati-hati dalam menentukan arah dan kebijakan mereka.
Sementara itu, bagi Wanda Hamidah, keluarnya dari Golkar bisa menjadi awal dari babak baru dalam perjuangannya untuk demokrasi dan keadilan di Indonesia.
Meskipun tidak lagi berada dalam partai politik, Wanda tetap memiliki platform untuk menyuarakan pandangannya, baik melalui media sosial maupun jaringan aktivis yang dimilikinya.
Keluarnya Wanda dari Golkar bisa juga menjadi contoh bagi generasi muda yang ingin terjun ke dunia politik.
Keberanian untuk mempertahankan prinsip dan meninggalkan zona nyaman adalah nilai yang perlu diteladani, terutama di tengah kondisi politik yang sering kali penuh dengan kompromi dan kepentingan.
Keputusan Wanda Hamidah untuk keluar dari Partai Golkar bukanlah hal yang ringan.
Langkah ini adalah hasil dari kulminasi kekecewaan yang telah terakumulasi selama dua tahun terakhir.
Wanda melihat bahwa partai politik, termasuk Golkar, telah menyimpang jauh dari semangat reformasi dan prinsip-prinsip yang seharusnya mereka perjuangkan.
Meskipun demikian, Wanda tetap berpegang teguh pada prinsipnya dan memilih untuk tidak berada di sisi yang salah dalam sejarah.
Kisah Wanda Hamidah ini tidak hanya mencerminkan perjalanan politik pribadi, tetapi juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh partai-partai politik di Indonesia saat ini.
Jika partai politik tidak segera melakukan perubahan, maka bukan tidak mungkin akan ada lebih banyak tokoh yang memilih keluar dan melanjutkan perjuangan mereka di luar struktur formal partai politik.