Namun, dengan tanda-tanda perlambatan ekonomi global dan domestik, harapan akan adanya pelonggaran kebijakan moneter semakin kuat.
Pasar berharap bahwa penurunan suku bunga BI akan meningkatkan aktivitas ekonomi domestik melalui peningkatan pinjaman dan konsumsi, yang pada gilirannya dapat memperkuat nilai tukar rupiah.
Namun, keputusan ini tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi domestik tetapi juga oleh perkembangan global, terutama kebijakan moneter di Amerika Serikat.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah Senin 12 Agustus 2024 : Tergelincir 25 Poin Menjadi Rp15.950 per Dolar AS
BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Jumat 9 Agustus 2024 : Tergelincir 44 Poin Jadi Rp15.938 per Dolar AS
Dari sisi eksternal, dolar AS mencapai titik terendah dalam tujuh bulan terakhir, didorong oleh penurunan imbal hasil Treasury AS dan spekulasi dovish terhadap kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Hal ini memberikan tekanan tambahan pada rupiah, meskipun ada harapan bahwa BI akan merespons dengan kebijakan yang mendukung stabilitas rupiah.
Investor global tengah memantau pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Simposium Jackson Hole yang akan dimulai pada Kamis.
Pasar berharap Powell akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed, yang dapat mempengaruhi pergerakan dolar AS dan mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Menurut Brahmantya, pernyataan Powell di Jackson Hole akan menjadi indikator penting mengenai potensi penurunan suku bunga The Fed di masa depan.
"Meskipun ekspektasi penurunan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin pada September telah berkurang, pasar tetap mengantisipasi pelonggaran sebesar hampir 100 basis poin pada akhir 2024," jelasnya.
Rupiah diprediksi akan tetap berada dalam tekanan selama ketidakpastian mengenai kebijakan moneter BI dan The Fed belum mereda.
Pada hari ini, rupiah diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran Rp15.550 per dolar AS hingga Rp15.350 per dolar AS.
Bank Indonesia dihadapkan pada dilema antara mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas makroekonomi.
Penurunan suku bunga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kredit dan investasi, tetapi di sisi lain, kebijakan ini juga berpotensi melemahkan rupiah jika tidak diimbangi dengan langkah-langkah yang tepat.
Sementara itu, ketidakpastian global tetap menjadi tantangan bagi BI dalam menentukan kebijakan.