Namun, MLFF menggunakan teknologi nontunai nirsentuh yang memungkinkan pembayaran tol tanpa perlu berhenti di pintu tol.
Pengendara dapat melewati gerbang tol, dan saldo uang elektronik di aplikasi khusus pada smartphone akan terpotong otomatis.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengklaim bahwa dengan MLFF, waktu transaksi tol akan menjadi sangat efisien, hanya memakan waktu 0 detik.
Ini menandai kemajuan signifikan dalam proses pembayaran tol dan memberikan pengalaman berkendara yang lebih lancar bagi pengguna jalan tol.
Dengan pengenalan MLFF sebagai pengganti kartu tol, Indonesia berada di garis depan teknologi pembayaran tol global.
Perubahan ini diharapkan meningkatkan efisiensi dan kenyamanan, membuka era baru dalam sistem transportasi jalan tol di Indonesia.
Terkait rencana penerapan teknologi ini, sejumlah pengguna kendaraan mengungkapkan antusiasme mereka terkait penggunaan teknologi MLFF sebagai pengganti kartu tol.
Kiki, salah seorang pemilik kendaraan, warga Sukarami Kota Palembang menyambut baik penghapusan kartu tol dan diganti dengan sistem aplikasi smartphone melalui satelit tersebut.
Sehingga lanjut dia, pengendara tol tidak lagi berhenti saat melintas digerbang tol. "Tahap awal pasti masih rumit belum namanya sinyal, sistem dan lainnya," paparnya, Minggu (3/12).
Mamad, seorang pengemudi harian juga menyambut baik keputusan tersebut, mengatakan, "Ini adalah langkah maju yang pasti akan membuat perjalanan kami lebih lancar. Tidak perlu lagi berhenti dan menunggu di pintu tol,” ujarnya
Sedangkan Nia, seorang ibu rumah tangga yang sering melakukan perjalanan jauh menyatakan, dirinya juga merespon positif terkait perubahan teknologi transaksi di jalan tol ini.
"Saya senang dengan ide ini karena akan menghemat waktu perjalanan. Kadang-kadang, saat pintu tol ramai, itu bisa membuat perjalanan terasa lebih lama,” ungkap dia
Namun disisi lain, beberapa warga juga mengungkapkan keprihatinan dan tantangan yang mungkin dihadapi selama proses transisi ini.
Fipit, salah seorang seorang pelajar di Kota Palembang mengatakan, dirinya berharap pemerintah memberikan sosialisasi yang cukup agar kami dapat dengan cepat memahami cara menggunakan MLFF. “Jangan sampai ada kebingungan saat sistem baru ini diterapkan,” ucap dia penuh tanya.
Sejumlah warga lainnya juga menyoroti kemungkinan masalah teknis yang dapat terjadi.
Rudi, seorang pekerja salah satu Perusahaan swasta di Palembang menyatakan, dirinya merasa ada kekhawatiran teknis seperti kegagalan pembacaan atau masalah dengan aplikasi di smartphone.