Pendidikan adalah fondasi penting bagi pembangunan manusia.
Tingkat pendidikan yang tinggi meningkatkan kemampuan individu untuk mengakses informasi, berpartisipasi dalam masyarakat, dan meningkatkan produktivitas ekonomi.
Oleh karena itu, peningkatan akses dan kualitas pendidikan menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan IPM.
BACA JUGA:10 Kabupaten dengan Desa Paling Indah di Sumatera Selatan 2024 : Lubuklinggau tidak Termasuk !
BACA JUGA:Mengapa Lubuklinggau Bukan Kota Paling Bersih di Sumatera Selatan 2024 ? Temukan Jawabannya !
Dimensi ketiga adalah kehidupan yang layak, yang diukur menggunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok.
Indikator ini dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.
UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) riil yang disesuaikan.
Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menghitung standar hidup layak menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan dengan formula Atkinson.
Pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan mencerminkan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.
Komponen-Komponen IPM
1. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu komponen utama dalam IPM yang mencerminkan kualitas kesehatan masyarakat.
AHH pada waktu lahir dihitung sebagai rata-rata jumlah tahun yang diharapkan akan dijalani oleh seorang bayi yang baru lahir berdasarkan pola kematian saat ini.
AHH yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat memiliki akses yang baik terhadap layanan kesehatan, gizi yang memadai, sanitasi yang baik, dan lingkungan yang bersih.
2. Angka Melek Huruf