Selain menunggu rilis data ekonomi, rupiah juga diperkirakan masih berada di bawah tekanan akibat penguatan dolar AS yang didorong oleh permintaan safe haven di tengah perkembangan politik di AS.
"Rupiah mungkin akan terus tertekan oleh dolar AS yang kuat karena investor mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian global," tambah Lukman.
Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berkisar di rentang Rp16.200 per dolar AS sampai dengan Rp16.300 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Senin 15 Juli 2024 : Turun 13 Poin Menjadi Rp16.150 per Dolar AS !
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Jumat 12 Juli 2024 : Menguat 40 Poin Menjadi Rp16.155 per Dolar AS !
"Rentang ini mencerminkan volatilitas yang mungkin terjadi seiring dengan sentimen pasar yang dipengaruhi oleh data ekonomi AS dan perkembangan politik," ujarnya.
Data ekonomi AS yang akan dirilis dalam dua hari ke depan memiliki dampak signifikan terhadap pergerakan rupiah.
Pertumbuhan PDB yang lebih tinggi dari perkiraan bisa mendorong penguatan dolar lebih lanjut, sementara inflasi PCE yang stabil atau meningkat bisa mempengaruhi ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Fed.
Ketidakpastian politik di AS, terutama yang terkait dengan kebijakan fiskal dan perdagangan, juga berperan dalam meningkatkan permintaan dolar sebagai safe haven.
Situasi ini cenderung membuat investor lebih berhati-hati dan mengurangi eksposur terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) sangat berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar global.
Ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga oleh The Fed sebagai respons terhadap data ekonomi yang kuat dapat mendorong penguatan dolar lebih lanjut.
Hal ini akan berdampak negatif terhadap nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Selain faktor eksternal, situasi ekonomi domestik Indonesia juga berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.
Data ekonomi seperti inflasi, neraca perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi perhatian investor.
Stabilitas politik dan kebijakan pemerintah juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi persepsi risiko dan daya tarik investasi di Indonesia.