Kue Putu: Jajanan Tradisional yang Terus Dicintai di Tengah Gempuran Makanan Modern

Meski Zaman Berubah Kue Putu Tak Pernah Hilang dari Hati-foto:Istimewa-
KULINER,KORANPALPOS.COM – Di tengah maraknya tren kuliner modern dan makanan kekinian, kue putu tetap bertahan sebagai salah satu jajanan tradisional yang masih dicintai oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia.
Suara khas dari uap bambu saat kue ini dimasak seolah menjadi penanda nostalgia yang membangkitkan kenangan masa kecil.
Tidak hanya menggoda selera, kue putu juga menyimpan nilai sejarah dan budaya yang kaya.
BACA JUGA:Donat Ubi Lumer Isi Pisang dan Strawberry Camilan Sehat dan Lezat dalam 45 Menit
BACA JUGA:Kue Bugis Isi Gula Kelapa, Kenyal dan Legit!
Kue putu berasal dari pengaruh budaya Tionghoa yang kemudian mengalami akulturasi dengan cita rasa Nusantara.
Jajanan ini telah lama hadir di tengah masyarakat Indonesia dan biasa dijual oleh pedagang keliling pada sore hingga malam hari.
Kue putu terbuat dari tepung beras yang diisi dengan gula merah, kemudian dikukus dalam cetakan bambu, dan disajikan dengan taburan kelapa parut. Aroma wangi dari daun pandan atau daun suji yang dicampurkan dalam adonan menjadikan kue ini semakin menggoda.
BACA JUGA: Sosis Keju Camilan Lezat dan Praktis yang Semakin Digemari Masyarakat
BACA JUGA:Es Gabus Jajanan Jadul yang Kembali Naik Daun: Segar Lezat dan Penuh Nostalgia
Salah satu daya tarik dari kue putu adalah proses pembuatannya yang unik. Adonan tepung beras dicampur air dan dibentuk menjadi tekstur kasar seperti pasir basah.
Setelah itu, adonan dimasukkan ke dalam cetakan bambu kecil, diisi dengan gula merah di tengahnya, lalu dikukus menggunakan uap yang kuat.
Dalam waktu sekitar 5–7 menit, kue akan matang dan mengeluarkan suara khas "menderu" dari alat kukus.
BACA JUGA:Keripik Tempe Camilan Renyah Khas Indonesia yang Makin Digemari Konsumen Lokal dan Mancanegara