Al-Qur'an mengingatkan, "Dan janganlah kamu sekali-kali memakan harta orang lain di antara kamu dengan cara yang batil dan (janganlah) kamu membawa urusan itu kepada hakim, agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan (jalan) dosa padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 188).
9. Mempertimbangkan Kemampuan Membayar
Saat memutuskan untuk meminjamkan uang, penting untuk mempertimbangkan kemampuan pihak yang meminjam untuk membayar kembali.
Memberikan utang tanpa mempertimbangkan hal ini dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.
Islam mengajarkan untuk tidak membebani seseorang dengan sesuatu yang di luar kemampuannya.
10. Menggunakan Utang untuk Kebaikan
Utang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan syariat Islam.
Menggunakan utang untuk hal-hal yang tidak produktif atau yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain tidak dianjurkan.
Dalam Al-Qur'an disebutkan, "Dan jika kamu melihat orang-orang yang tidak bertanggung jawab, kamu akan melihat mereka hanya sibuk dengan urusan duniawi." (QS. Al-Mutaffifin: 15).
11. Meminta Maaf dan Berusaha Membayar
Jika terjadi keterlambatan dalam membayar utang, sebaiknya segera meminta maaf dan berusaha untuk memenuhi kewajiban.
Sikap jujur dan tanggung jawab dalam hal ini akan mencerminkan karakter seorang Muslim yang baik.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang yang tertunda dalam membayar utang adalah orang yang disalahkan, dan jika ia meminta waktu tambahan, maka berilah waktu." (HR. Muslim).
Adab hutang piutang dalam Islam mencerminkan etika dan moral yang tinggi dalam transaksi keuangan.
Dengan mengikuti adab-adab ini, kita tidak hanya memastikan transaksi yang adil dan transparan, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan sesama serta mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Semoga panduan ini bermanfaat dalam membantu kita menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-hari. ***