Pemadaman Listrik 8 Jam di Sebagian WS2JB Berdampak pada UMKM, Memicu Konflik di Kota Lubuklinggau

Manager UP3 PLN Lubuklinggau tengah saat menerima aksi protes massa di kantor UP3 PLN Lubuklinggau. Foto : Dokumen palpos--

LUBUKLINGGAU, KORANPALPOS.COM -Pemadaman listrik selama delapan jam yang terjadi pada hari Selasa 4 Juni 2024, di sebagian Wilayah Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu (WS2JB) akibat gangguan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) telah memberikan dampak signifikan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Para pelaku UMKM merasa sangat dirugikan oleh pemutusan aliran listrik tersebut.

Joko, salah satu pengusaha laundry di Kecamatan Lubuklinggau Utara Kota Lubuklinggau, mengungkapkan keluhan mendalam terkait dampak pemadaman listrik terhadap usahanya. "Operasional usaha kami sangat terganggu. Karyawan tidak bisa bekerja seperti biasa, dan banyak pakaian yang menumpuk. Akibatnya, pelanggan mengeluh karena pengerjaan tidak tepat waktu," ujar Joko.

Tidak hanya pengusaha laundry, pemilik warung makan juga merasakan dampak yang signifikan. Banyak dari mereka mengeluhkan penurunan omzet yang drastis. "Dengan pemadaman listrik, alat-alat dapur kami tidak berfungsi, sehingga banyak pelanggan yang kecewa dan akhirnya omzet kami turun," ungkap Subhan, seorang pelaku usaha warung makan di Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura).

Selain itu, masyarakat luas juga menyuarakan keluhan mereka karena banyak peralatan rumah tangga yang rusak akibat listrik yang tidak stabil. "Peralatan rumah tangga kami banyak yang rusak karena listrik yang byar pet. Hal ini sangat merugikan kami sebagai konsumen," keluh Maryam, salah seorang warga Lubuklinggau.

BACA JUGA:22 Sekolah Kedinasan Kemenhub Buka SIPENCATAR, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi!

BACA JUGA:Terdampak Pemadam Listrik di WS2JB, Rumah Makan Ayam Bakar 88 di Lubuklinggau Nyaris Ludes Terbakar

Senada dikatakan Darma, warga yang sama. Akibat pemadam listrik membuat keluarganya harus kelaparan. "Sebelum pergi saya menanak nasi, pulang sore maksudnya mau makan tapi apa daya nasi di dalam majigcom masih menjadi beras," ujarnya.

Tidak hanya itu, pemadaman listrik yang berlangsung hingga 8 jam tersebut juga memicu konflik di Kota Lubuklinggau. Bahkan sekelompok massa melakukan aksi unjuk rasa dengan melakukan orasi bahkan pembakaran ban bekas sebagai bentuk protes pemadaman listrik yang dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Vhio, salah satu massa aksi dalam orasinya menegaskan jika  memang ada permasalahan jaringan sebaiknya PLN tidak menunda-nunda perbaikan agar dampaknya tidak semakin parah. Selain itu kalaupun terpaksa melakukan pemadaman dia meminta agar terlebih dahulu dilakukan pemberitahuan sehingga masyarakat bisa terlebih dahulu melakukan antisipasi sebagai persiapan. 

Gangguan pada SUTT di wilayah tersebut telah memengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat, terutama UMKM yang sangat bergantung pada kestabilan pasokan listrik untuk kelangsungan usaha mereka. Para pelaku usaha dan masyarakat Kota Lubuklinggau dan sekitarnya berharap agar pihak terkait dapat segera menemukan solusi untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

BACA JUGA:385 Calon Haji Muara Enim Dilepas ke Tanah Suci

BACA JUGA:Desak Agar Putra-Putri Adat Dipekerjakan : 2 LSM di Prabumulih Gelar Aksi Unjuk Rasa !

Sementara itu, Manajer  Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Lubuklinggau, Hamdatul Rovikoh menanggapi dingin aksi protes massa Selasa malam, 4 Juni 2024.

Bahkan Hamdatul menilai aksi unjuk rasa  yang dilakukan massa tersebut hanya sebagai ajang perkenalan antara masyarakat dan dirinya selaku Manager UP3 PLN Lubuklinggau. “Ini (demo) untuk ajang perkenalan dari masyarakat untuk UP3 PLN Lubuklinggau,” kata Hamdatul kepada wartawan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan