Legenda Si Pahit Lidah dari Sumatera Selatan : Kisah Legendaris yang Sarat Makna bagi Generasi Muda

Konon katanya, batu ini adalah kutukan dari si Pahit Lidah -Foto : Screenshot akun youtube @Ruang Explore-

Setelah menikah dengan Pangeran Serunting, Siti harus tinggal di istana dan berpisah dengan adiknya, Aria Tebing, yang memiliki kebun kayu cendana emas.

Sayangnya, Pangeran Serunting memiliki sifat iri hati, pendendam, dan angkuh.

BACA JUGA:Menghindari Depresi: 10 Tips Emas bagi Lansia yang Merasa Kesepian

BACA JUGA: Asal Usul dan Legenda Danau Cala Musi Banyuasin : Sentra Ikan Tapah di Sumatera Selatan !

Konflik pun tak terhindarkan ketika Pangeran Serunting merasa tidak senang dengan keberadaan kebun kayu cendana emas milik Aria Tebing.

Perselisihan ini memicu perkelahian antara keduanya.

Dalam perkelahian tersebut, Si Pahit Lidah kalah karena Aria Tebing mengetahui kelemahan Pangeran Serunting.

Kekalahan ini membuat Pangeran Serunting sangat terpukul dan memutuskan untuk memperkuat ilmunya.

BACA JUGA: Sama-sama Berkumis, Apa Beda Ikan Tapah dan Baung? Harta Karun Sungai Musi yang Semakin Langka !

BACA JUGA:5 Jenis Kopi Sumatera Selatan dengan Citra Rasa dan Aroma Mendunia : Nomor 5 Favorit Ratu Juliana Belanda !

Pertapaan di Gunung Siguntang dan Pemberian Kesaktian

Untuk mendapatkan kesaktian yang lebih hebat, Si Pahit Lidah melakukan pertapaan selama dua tahun di Gunung Siguntang.

Dalam pertapaannya, ia bertemu dengan Sang Hyang Mahameru, dewa yang dianggap paling sakti.

Pangeran Serunting merasa malu dengan kekalahannya dan memohon kesaktian kepada Sang Hyang Mahameru.

Sang Hyang Mahameru akhirnya memenuhi permintaan Pangeran Serunting dengan satu syarat: Pangeran harus bertapa di bawah pohon bambu sampai tubuhnya tertutupi oleh batang-batang bambu di sekitarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan