Sama-sama Berkumis, Apa Beda Ikan Tapah dan Baung? Harta Karun Sungai Musi yang Semakin Langka !

Ikan baung (kiri) dan tapah merupakan harta karun Sungai Musi yang keberadaan makin sulit ditemukan -Foto : Dokumen Palpos-

BACA JUGA:Daftar 10 Provinsi Terkaya di Indonesia Berdasarkan PDRB per Kapita : Jambi Lebih Kaya dari Sumatera Selatan !

Berat badan ikan tapah bisa mencapai 50 kilogram, menjadikannya salah satu ikan air tawar terbesar di dunia.

Ikan tapah hidup di sungai-sungai besar yang dalam dengan aliran air yang lambat. Selain sungai, ikan ini juga ditemukan di bendungan dan habitat air tawar lainnya.

Meskipun hidup di perairan yang dalam, ikan tapah berkembang biak di aliran dangkal, terutama pada musim hujan.

BACA JUGA:Tradisi Sedeka Rami di Desa Tambangan, Kabupaten Musi Rawas : Berbagi Kebahagiaan Usai Sholat Idul Adha !

BACA JUGA:Daftar 10 Provinsi Penghasil Orang Pintar di Indonesia 2024 : Juaranya Bukan Sumatera Selatan !

Reproduksi ikan tapah dilakukan secara ovipar atau bertelur, dengan jumlah telur yang cukup banyak saat musim hujan.

Ikan tapah adalah karnivora yang memakan hewan air lainnya yang lebih kecil darinya.

Beberapa spesimen diketahui pernah memakan hewan amfibi, burung, mamalia kecil, udang, dan ikan yang lebih kecil.

Meskipun memiliki nafsu makan yang besar, ikan tapah tidak terlalu sering makan. Biasanya, ikan ini hanya makan satu sampai dua kali dalam seminggu.

Ikan tapah dikenal sangat ganas, sehingga perlu berhati-hati saat bertemu dengan ikan ini di alam liar.

Seperti ikan lele dan patin, ikan tapah dilengkapi dengan beberapa helai organ tambahan di bagian moncong yang berfungsi sebagai alat pengindra.

Organ yang mirip seperti kumis ini diyakini digunakan sebagai sensor untuk berburu dan untuk mengetahui adanya ancaman predator.

Ikan tapah dianggap sebagai salah satu ikan karnivora yang dapat memangsa ikan-ikan kecil lainnya.

Dalam kondisi ekstrim, ikan ini juga dapat menjadi kanibal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan