Sama-sama Berkumis, Apa Beda Ikan Tapah dan Baung? Harta Karun Sungai Musi yang Semakin Langka !
Ikan baung (kiri) dan tapah merupakan harta karun Sungai Musi yang keberadaan makin sulit ditemukan -Foto : Dokumen Palpos-
Meskipun ikan tapah merupakan salah satu ikan air tawar terbesar di Indonesia, ikan ini kini menjadi salah satu jenis ikan yang terancam punah.
Rusaknya habitat alami dan penangkapan berlebihan oleh warga untuk dikonsumsi adalah ancaman utama bagi keberlangsungan populasi ikan ini.
Ikan Baung: Pemakan Segala dari Sungai Musi
Baung adalah ikan air tawar yang dapat hidup di berbagai jenis perairan, mulai dari muara sungai hingga ke bagian hulu.
Bahkan di Sungai Musi Sumatera Selatan, baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut yang berair sedikit payau.
Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di tempat-tempat yang letaknya di daerah banjir.
Secara umum, baung dinyatakan sebagai ikan yang hidup di perairan umum seperti sungai, rawa, situ, danau, dan waduk.
Baung bersifat noktural, artinya aktivitas kehidupannya seperti mencari makan lebih banyak dilakukan pada malam hari.
Baung juga memiliki sifat suka bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya.
Di alam, baung termasuk ikan pemakan segala (omnivora).
Namun ada juga yang menggolongkannya sebagai ikan karnivora karena lebih dominan memakan hewan-hewan kecil seperti ikan-ikan kecil.
Pakan baung antara lain ikan-ikan kecil, udang-udang kecil, remis, insekta, moluska, dan rumput.
Baung memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Dagingnya yang lezat dan kaya protein membuat baung menjadi komoditas yang diminati di pasar ikan.
Potensi budidaya baung juga sangat besar mengingat adaptabilitasnya yang tinggi terhadap lingkungan perairan yang berbeda.