Kuliner Tradisional Lenggang Panggang : Cita Rasa Warisan Budaya

Dibungkus daun pisang dan dipanggang hingga harum, Lenggang Panggang menghadirkan cita rasa otentik yang tak terlupakan-Foto: Instagram @pempek888.tamken-

Selain itu, dengan kemajuan teknologi dan media sosial, Lenggang Panggang semakin mendapatkan eksposur luas.

Banyak food blogger dan vlogger yang mengulas dan membagikan pengalaman mereka mencoba hidangan ini, sehingga menarik perhatian generasi muda untuk melestarikan dan mencintai kuliner tradisional.

Meski demikian, ada tantangan yang dihadapi dalam melestarikan Lenggang Panggang.

Salah satunya adalah ketersediaan bahan baku ikan tenggiri yang berkualitas, serta perubahan gaya hidup yang membuat generasi muda lebih memilih makanan cepat saji.

Untuk itu, perlu adanya upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha kuliner, dan masyarakat, untuk terus mempromosikan dan melestarikan hidangan ini.

Harapan ke depan, Lenggang Panggang dapat terus eksis dan dikenal lebih luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga mancanegara.

Dengan demikian, kekayaan kuliner Palembang dapat menjadi salah satu daya tarik wisata dan budaya yang membanggakan.

Lenggang Panggang bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol kekayaan budaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Keunikan dan cita rasanya yang khas menjadikannya sebagai salah satu kuliner yang patut untuk dilestarikan dan dibanggakan.

Mari kita jaga dan lestarikan kuliner tradisional ini agar terus dapat dinikmati oleh anak cucu kita di masa mendatang.

Indonesia, dengan keanekaragaman budaya dan kuliner yang melimpah, menawarkan berbagai hidangan tradisional yang memanjakan lidah.

Salah satu kuliner yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga kaya akan nilai budaya adalah Lenggang Panggang.

Hidangan ini berasal dari Palembang, Sumatera Selatan, dan merupakan salah satu varian dari makanan berbahan dasar ikan yang populer di daerah tersebut.

Lenggang Panggang memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan kebudayaan masyarakat Palembang.

Makanan ini dipercaya telah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya, yang menguasai wilayah tersebut pada abad ke-7 hingga ke-13.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan