Kasus Bullying Anak di Prabumulih Marak : Ada yang Sampai Tidak Mau Sekolah !
Kepala Dinas P2KBP3A Prabumulih, Eti Agustina saat diwawancarai di pemkot Prabumulih, Selasa, 28 Mei 2024-Foto: Prabu-
Masih kata Eti Agustina, akibat dari bullying, terdapat beberapa kasus di mana anak-anak menjadi trauma dan menolak untuk kembali ke sekolah.
"Ada yang sampai tidak mau sekolah, karena diejek tentang warna kulit atau penampilan mereka. Tapi Alhamdulillah, dengan pendekatan yang kami lakukan kepada anak dan orang tua, anak tersebut sudah kembali masuk ke sekolah," kata Eti Agustina.
BACA JUGA:Bawaslu Sumsel Ingatkan ASN Jangan Pasang APK Kandidat
BACA JUGA:Bidan Muba Menuntut Kejelasan Status !
Kasus bullying paling banyak terjadi di tingkat SD.
Menurut Eti, meskipun beberapa tindakan mungkin dimaksudkan sebagai permainan, banyak anak yang tidak bisa menerima perlakuan tersebut secara psikis.
"Anak-anak yang introvert tidak terbuka. Anak-anak yang introvert ini kadang-kadang takut, mungkin maksudnya main-main tetapi ternyata menimbulkan hal yang buruk," tambahnya.
Lebih lanjut Eti Agustina mengimbau kepada para orang tua agar selalu mengawasi anak-anak mereka dan berusaha untuk mencegah terjadinya bullying maupun kekerasan.
BACA JUGA:Daftar Capres Pemilihan Presiden Iran Diumumkan 11 Juni 2024 !
"Penting untuk meningkatkan komunikasi dengan para guru dan kepala sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Prabumulih," jelasnya.
Menurutnya, penanaman nilai-nilai akhlak yang baik dan sopan santun kepada anak-anak sangat penting.
"Paling penting saat ini adalah bagaimana upaya agar menanamkan akhlak kepada anak, tutur kata sopan santun. Bagaimana kita berperilaku kepada teman sebaya, bagaimana kepada orang yang lebih tua itu harus kita tingkatkan lagi," tuturnya.
DP2KBP3A Kota Prabumulih juga berupaya untuk memberikan edukasi kepada anak-anak mengenai pentingnya bersikap baik dan menghargai teman sebaya.
BACA JUGA:Puan: Rakernas Tugaskan Fraksi PDIP Desak Pemerintah Turunkan UKT