Memupuk Asa Menjadi Lifter Dunia
Merajut Asa-Foto: ANTARA-
Tak hanya itu, sejumlah lifter muda yang berlatih di sana pun kini sudah mencatatkan prestasi baik di tingkat kota/kabupaten maupun tingkat nasional.
“Ada salah satu siswa di sini sudah mampu membelikan motor untuk orang tuanya dari hadiah kompetisi angkat besi” lanjutnya.
BACA JUGA:RI Tawarkan Proyek 9,6 Miliar Dolar AS Terkait Air di WWF Ke-10 Bali
BACA JUGA:Momentum Ramadhan dan Kemenangan Kebangsaan
Angkat besi selalu menjadi lumbung medali pada penyelenggaraan ajang multievent olahraga termasuk di ajang multievent terbesar di dunia, Olimpiade.
Secara total, cabang angkat besi sudah meraih 15 medali secara konsisten sejak Olimpiade Sydney tahun 2000 yang berhasil membawa tiga medali melalui Lisa Rumbewas yang berhasil menyumbang perak serta Winarni dan Sri Indriyani yang berhasil menyumbang perunggu.
Sebuah prestasi tradisi medali yang terus berlanjut di Olimpiade Athena 2004, Beijing 2008, London 2012, Rio 2016 dan Tokyo 2020 dimana Eko Yuli Irawan berhasil meraih perak sementara Rahmat Erwin Abdulah dan Windy Cantika berhasil meraih perunggu.
Namun, deretan prestasi yang ditorehkan lifter-lifter terbaik Indonesia itu menyisakan satu pekerjaan rumah.
Lifter-lifter merah putih belum sekalipun meraih medali emas dalam Olimpiade.
Dari 15 medali di ajang bergengsi empat tahunan itu, punggawa garuda hanya mampu menyabet 7 perak dan 8 perunggu.
Dengan semangat dan harapan tinggi, para lifter muda ke depan diharapkan mampu menuntaskan cita-cita bangsa untuk meraih podium tertinggi di tingkat dunia.
Apabila asa terus dipupuk dan dijaga, maka bukan tidak mungkin mereka mampu menjadi lifter kelas dunia dan emas olimpiade tidak lagi hanya menjadi cita-cita. ***